Pemberontakan Pragola I Pada Masa Panembahan Senopati - POJOKCERITA

Sunday, January 12, 2025

Pemberontakan Pragola I Pada Masa Panembahan Senopati

Dalam buku “Tuah Bumi Mataram; dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II” karya Peri Mardiyono dijelaskan bahwa saat Panembahan Senopati menjadi raja Mataram, terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Adipati Pati, Pragola I.

Sebuah sumber menyebutkan bahwa Adipati Pragola I adalah putra Ki Ageng Panjawi, saudara seperjuangan Ki Ageng Pemanahan ketika menaklukkan Arya Penangsang. Nama aslinya Wasis Jayakusuma. Penyematan nama ‘Pragola’ konon setelah dirinya menukar kudanya dengan sapi kesayangan Panembahan Senopati, kakak iparnya, yang bernama Pragola.

Kadipaten Pati sendiri kala itu merupakan daerah bawahan Kerajaan Mataram di mana hubungan antara Wasis Jayakusuma atau Adipati Pragola I dengan Panembahan Senopati sebenarnya sangat erat. Selain Panembahan Senopati adalah kakak ipar Adipati Pragola I, mereka berdua juga telah menjalin persahabatan sejak lama.

Pada awal-awal pemerintahan Panembahan Senopati sebenarnya Pragola I turut membantu penaklukan Madiun yang saat itu dipimpin oleh Adipati Rangga Jumena, putra Sultan Trenggana. Dalam sumber lain dinyatakan bahwa Adipati Pragola I sendiri merasa terancam dengan manuver Adipati Madiun terhadap sebuah daerah bernama Warung yang dilihat dari segi geografis berada di daerah Blora dan dari aspek geopolitis akan sangat membahayakan kedaulatan Pati jika daerah tersebut dikuasai Madiun. Maka dari itu, Adipati Pragola I berusaha menjaga Warung agar tidak jatuh ke tangan Adipati Madiun. 

Namun ketika Madiun sudah berhasil ditaklukkan, putri Adipati Madiun yang bernama Retno Dumilah dinikahi Panembahan Senopati. Keputusan itu membuat Pragola I sakit hati karena ia mengkhawatirkan kedudukan Ratu Mas, kakaknya, yang dapat tergeser dengan hadirnya Retno Dumilah. Maka terjadilah pemberontakan Pragola I yang diwujudkan dengan menaklukkan daerah-daerah yang menjadi kekuasaan Mataram di sebelah utara Pegunungan Kendeng. Setelah itu, Pragola I dan pasukannya menyerang Mataram. 

Mendengar pemberontakan yang dilakukan oleh Pragola I, Panembahan Senopati kemudian mengutus anaknya, Mas Jolang, untuk menumpas pemberontakan tersebut. Berangkatlah Mas Jolang bersama pasukannya untuk menghadang tentara Pragola I. Mereka bertemu di dekat Prambanan. Pragola I pada awalnya menolak untuk melawan keponakannya itu. Ia meminta agar Panembahan Senopati sendiri yang menghadapi dirinya. Namun Mas Jolang tetap menyerang pamannya itu. Agar keponakannya itu tidak melancarkan serangan, Pragola I memukulkan gagang tombaknya ke pelipis Mas Jolang hingga berdarah. Mendengar Mas Jolang terluka, Ratu Mas, ibu Mas Jolang, langsung merelakan kematian adiknya yang menjadi pemberontak itu. Ini menjadi semacam kode kepada suami Ratu Mas, Panembahan Senopati, untuk turun langsung menghadapi Pragola I. Namun Panembahan Senopati tetap tidak mau melawan adik iparnya itu. Hingga akhirnya, Adipati Pragola dan seluruh pasukannya berhasil dipukul mundur oleh prajurit Mataram. Pragola I kemudian membangun benteng pertahanan di Gunung Pati, Semarang. Ia lalu tinggal di sana hingga meninggal dunia. Namun terdapat sumber lain yang menyatakan bahwa Adipati Pragola I mundur ke Pati bersama pasukannya dan kemudian hilang tak tentu rimbanya.

Meskipun bagi warga Mataram, Pragola I merupakan seorang pemberontak, namun tidak bagi warga Pati. Hal ini diwujudkan dengan adanya kebiasaan atau tradisi peringatan kematian Pragola I yang dilakukan oleh warga Pati sampai hari ini. 

Adipati Pragola I

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda