Kisah pemberontakan G30S PKI menyisakan sejarah kelam dalam perjalanan bangsa Indonesia. Salah satu perwira TNI yang harus meregang ajal adalah Kapten Pierre Tendean yang pada saat kejadian menjabat sebagai Ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution.
Namun masih banyak yang belum
mengetahui bahwa kematian Pierre tendean telah menyebabkan hancurnya hati dan
batin seorang wanita bernama Nurindah Rukmini Chamim. Siapakah wanita yang satu
ini ?.
Rukmini adalah seorang wanita
putri sulung keluarga Chamim yang tinggal di Medan. Perkenalan Rukmini dengan
Pierre terjadi saat Pierre menjabat sebagai Komandan Zeni Kodam II. Tidak
berselang lama sejak pertemuan, mereka harus terpisahkan oleh jarak yang cukup
jauh karena Pierre harus menempuh pendidikan intelijen di Bogor.
Selain dipisahkan oleh jarak,
hubungan mereka tidak direstui orang tua karena adanya perbedaan keyakinan. Rukmini
adalah gadis berdarah Jawa asal Yogyakarta yang berasal dari keluarga muslim. Meski
demikian Pierre tetap berusaha menemui Rukmini pada setiap libur tugas. Pada
akhirnya, Pierre bersedia melanjutkan hubungan lebih serius dengan Rukmini
dengan cara mengubah keyakinannya. Hingga saat diangkat sebagai Ajudan Jenderal
Abdul Haris Nasution, Pierre memantapkan niatnya untuk menikahi Rukmini dengan
menemui orang tua Rukmini. Ia secara resmi melamar pujaan hatinya pada tanggal
31 Juli 1965, artinya selang beberapa bulan sebelum pemberontakan G30S PKI
meletus. Apabila tidak terjadi peristiwa memilukan itu, sedianya mereka akan
melangsungkan pernikahan di bulan Desember 1965. Dengan demikian, hari lamaran
itu tanpa mereka sadari merupakan hari terakhir perjumpaan mereka. Pada tanggal
30 September 1965, Pierre Tendean gugur dalam menjalankan tugasnya melindungi
keluarga Jenderal Abdul Haris Nasution. Ibunya yang berada di Kota Semarang shock
mendengar kabar kematian anaknya.
Dikisahkan bahwa pada saat 30
September 1965 malam, Pierre tengah menjalankan piket di ruang belakang dari
rumah Jenderal Abdul Haris Nasution. Ia terbangun karena mendengar suara
tembakan. Pasukan liar G30S PKI mengira bahwa Pierre adalah sang jenderal karena
kondisi rumah yang gelap. Pierre kemudian harus tewas di tangan pemberontak dan
guna menghargai jasa-jasanya, ia diberi gelar Pahlawan Revolusi berdasarkan
Keputusan Presiden RI No. 111/KOTI/Tahun 1965.
Akibat peristiwa yang memilukan
itu, sejak Rukmini hadir dalam acara pemakaman Pahlawan Revolusi pada tanggal 5
Oktober 1965, sampai 7 (tujuh) tahun berikutnya, ia tidak bisa melepas
bayang-bayang Pierre dan sulit menerima kehadiran pria lain. Bisa jadi dalam
sepanjang hidupnya pun, cinta Rukmini yang abadi hanya untuk Pierre. Rr. M. CH.
A. Nurindah Rukmini Chamim meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 2019 dalam usia
72 tahun di Klaten, Jawa Tengah.