Dalam teori pembakaran kendaraan bermotor diperoleh informasi bahwa kinerja optimal mesin mobil hanya akan tercapai pada suatu suhu atau temperatur mesin tertentu (bergantung jenis dan spesifikasi pabrikan kendaraan).
Dengan demikian apabila ada pemilik mobil yang merasa bangga saat menunjukkan indikator suhu pada dashboard yang selalu berada di bawah rata-rata (posisi di bawah setengah) maka tidak sepenuhnya klaim tersebut benar. Memang di satu sisi, ia akan terhindar dari risiko mesin mobil mengalami overheat yang biasanya menjadi momok bagi pemilik kendaraan. Namun di sisi lain sebenarnya ada yang dikorbankan atas pencapaian tersebut yaitu pada ketidakefisienan penggunaan bahan bakar.
Pabrikan mobil telah menetapkan suatu angka suhu tertentu agar kinerja mesin mencapai kondisi optimal atau ideal (berkisar antara 85 sd 95 derajat Celcius). Pada kondisi mesin terlalu dingin akan lebih banyak dibutuhkan bensin agar mesin bekerja stabil dimana suhu mesin yang dingin membuat bahan bakar dan udara menjadi tidak homogen sehingga menghasilkan daya ledak yang rendah. Pada mobil yang memiliki fasilitas ECU (Electronic Control Unit) akan diperintahkan kepada injektor untuk menyemprotkan lebih banyak bahan bakar agar tercapai suhu ideal. Sebaliknya, pada kondisi mesin yang terlalu panas atau overheat akan menyebabkan risiko terjadinya kebocoran pada gasket cylinder head dimana gasket ini adalah penyambung diantara blok mesin dan kepala silinder (cylinder head). Fungsi utama gasket ini adalah untuk mempertahankan kompresi pada ruang bakar sekaligus mencegah kebocoran oli dan cairan pendingin masuk ke ruang pembakaran. Akibat bercampurnya air dengan oil mesin akan menyebabkan menurunnya tenaga mesin karena proses pembakaran bahan bakar terganggu oleh adanya air tersebut. Kerugian yang lebih besar pun siap menanti pemilik kendaraan.
Diantara komponen penting guna menjaga stabilitas suhu air radiator yang masuk ke water jacket adalah thermostat. Saat masih dingin, katup thermostat akan tetap tertutup sehingga air radiator pada water jacket akan terus bersirkulasi dalam blok mesin, sampai suatu suhu atau panas tertentu, thermostat akan membuka agar air radiator dalam blok mesin didinginkan terlebih dahulu di komponen radiator. Nah karena tidak mau ribet dengan risiko overheat akibat thermostat tidak mau membuka, ada sebagian pemilik mobil yang memilih untuk melepas komponen thermostat dengan tujuan agar air dalam blok mesin akan selalu mengalir ke radiator tanpa menunggu tercapainya suhu panas tertentu. Hal ini antara lain dapat dilihat pada jarum indikator suhu pada dashboard yang tidak pernah mencapai level setengah alias selalu di bawah itu.
Di satu sisi, pemilik mobil memang akan terhindar dari potensi kerugian akibat mesin mengalami overheat namun di sisi lain ia akan mengalami kerugian karena BBM akan menjadi lebih boros karena itu tadi, bensin yang dibutuhkan saat suhu mesin masih dingin akan lebih banyak diperlukan dibanding saat suhu mesin dalam kondisi panas.
Nah, guna mendapatkan stabilitas suhu kinerja mesin yang ideal diperlukan adanya sistem pendinginan mesin dengan tujuan agar tidak terjadi overheat maupun overcool dimana terdapat 2 (dua) sistem pendingin mesin yaitu sistem pendingin udara dan sistem pendingin air. Pada kebanyakan mobil-mobil sekarang, sistem pendingin yang dipakai adalah sistem pendingin air karena lebih efektif dalam menyerap panas. Maka apabila pemilik mobil hendak mendapatkan biaya operasional BBM yang hemat diperlukan waktu untuk memberikan perhatian pada sistem pendinginan mesin dalam rangka menjaga kemampuan mesin dalam mencapai kinerja ideal.