Selain menggunakan cara super gampang dengan mengunyah tablet hisap pereda tenggorokan, upaya kecil lainnya yang dapat kita lakukan dalam “menghadang” coronavirus masuk ke paru-paru adalah dengan menghirup minyak kayu putih (eucalyptus oil).
Minyak kayu putih sendiri merupakan salah satu minyak atsiri yang dihasilkan dari proses penyulingan daun kayu putih. Minyak atsiri sering juga disebut sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial (essentials oil), minyak terbang (volatile oil), atau minyak aromatik (aromatic oil).
Pohonnya dapat dijumpai di berbagai wilayah tropis dan sub-tropis, salah satunya yang pernah saya lihat adalah pohon Eucalyptus microcorys yang ada di Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. Tumbuhan unik itu memiliki kandungan minyak atsiri berupa cairan hidrofobik pekat yang mudah menguap.
Minyak atsiri termasuk golongan senyawa terpenoid yang memiliki khasiat anti-bakteri, anti-virus, anti-jamur, anti-inflamasi, dan anti-serangga, sehingga produk akhir sering dijumpai dalam industri kosmetik, farmasi, nutraceutical, dan furniture. Komoditas minyak atsiri yang telah beredar luas di Indonesia berupa minyak kayu putih, minyak nilam, minyak sereh wangi, minyak cengkeh, dan minyak ekaliptus.
Mengapa harus minyak ekaliptus ?. Hasil penelitian yang dilakukan Balitbangtan Kementan RI menunjukkan bahwa dalam eucalyptus oil terdapat senyawa aktif 1,8-cineole (sineol) yang berperan sebagai antimikrob, antioksidan, kekebalan tubuh, analgesik, dan spasmolitik. Selain itu, senyawa 1,8-sineol juga dapat berfungsi sebagai antiinflamasi.
Kandungan persentase senyawa 1,8-sineol paling tinggi ada pada jenis Eucalyptus globulus, sehingga wajar jika pada produk antivirus bermerk dagang Eula Inhalant misalnya (yang telah dipatenkan Balitbangtan Kementan RI), dicantumkan tumbuhan Eucalyptus globulus sebagai salah satu formula ramuan inhaler antivirus.
Meskipun belum ada penelitian yang akurat mengenai dampak positif pada penyembuhan coronavirus namun berita terbaru yang saya temukan di halodoc.com yang menginfokan hasil penelitian yang dibacakan oleh dosen IPB, Prof. Dr. Hanny Wijaya, menjadi kabar yang menggembirakan.
Prof. Hanny menyatakan bahwa merujuk pada studi yang dilansir di jurnal kesehatan yang berjudul Eucalyptol (1,8-cineole) from Eucalyptus Essential Oil a Potential Inhibitor of COVID-19 Corona Virus Infection by Molecular Docking Studies menunjukkan bahwa senyawa 1,8 sineol berpotensi menjadi senyawa yang dapat menghambat infeksi Covid-19. Artinya, minyak kayu putih dapat berperan dalam proses pencegahan penyakit Covid-19.
So, jangan lupa untuk menyimpan minyak kayu putih di sekitar kita. Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan ?!.