Manusia telah ditakdirkan oleh-Nya untuk menjalani kehidupan di muka bumi, dari lahir sampai di ambang kematian. Tak ada seorang pun yang mampu menolak takdir ini.
Namun sejatinya, kehadiran manusia di bumi ini apakah hanya sekedar menjalani begitu saja tanpa makna, tanpa ada upaya perjuangan untuk eksis, tanpa ada ikhtiar untuk menggapai cita-cita, tanpa ada kerja keras untuk berusaha menghidupi keluarga, dan seterusnya ?.
Penciptaan manusia dan kehadirannya di dunia tentu dibarengi dengan sejumlah kewajiban yang telah ditetapkan-Nya. Yang utama adalah kewajiban untuk menyembah dan mengagungkan Tuhan YME serta tidak menyekutukannya. Berikutnya, ketika orang tua mengandung dan memiliki anak, mereka berkewajiban menjaga, memelihara, mengasuh, dan membesarkan titipan-Nya itu. Sehingga orang tua tidak hanya sekedar berkewajiban menamai anak dengan nama yang bagus dan bermakna baik, namun juga harus memperhatikan agama, akhlak, pendidikan, dan kesehatan sang anak, dari bayi, anak-anak, remaja, sampai kemudian menikahkan mereka. Di titik itu, kewajiban orang tua sudah selesai.
Sebaliknya, sang anak juga dibebani tanggung jawab kepada kedua orang tuanya. Mereka tidak boleh membangkang atau melawan orang tua. Menghormati keduanya dengan sikap dan tindakan yang sepantasnya, dan seterusnya. Sampai pada fase menikah, sang anak harus berusaha melepaskan diri dari ketergantungan kepada orang tua. Saatnya pasangan baru itu mengarungi bahtera kehidupan dengan layar yang terkembang dari kapal yang berbeda. Meski bakal melalui rintangan yang tak mudah, namun kapal baru itu harus tetap memulai pelayarannya. Meninggalkan pulau lama dengan penghuni yang lama juga.
Maka hakekat kehidupan adalah “hidup untuk berjuang dan berjuang untuk hidup”. Jadi adanya kita hadir di dunia ini harus berjuang. Tak ada leha-leha bagi mereka yang memahami bahwa beban kehidupan makin sulit dan menantang. Jangan lagi membuat orang tua repot, apalagi direpotkan dengan keuangan. Yang terbaik justru kita harus mulai membalas kebaikan mereka berdua. Orang yang telah berkorban banyak mengantarkan kita sejauh ini.
Hidup memang butuh perjuangan. Tak ada keberhasilan tanpa kerja keras (kecuali bagi mereka yang berasal dari keturunan kaya raya yang mengharapkan warisan tak bakal habis tujuh turunan). Hidup untuk berjuang juga dimaksudkan agar manusia memiliki “value” aau nilai bagi dirinya maupun orang lain. Bukankah manusia yang paling baik adalah mereka yang bermanfaat bagi lainnya ?. Jadi berjuanglah tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kita, keluarga, dan orang-orang terdekat, namun berjuanglah untuk lingkungan yang lebih luas. Jika kita merasa memiliki ilmu dan pengetahuan yang tidak dimiliki orang lain, upayakan agar ilmu itu dapat disebarluaskan agar berguna juga bagi orang lain. Soal pahala itu bukan urusan kita karena Tuhan YME pasti akan mencatatnya dengan balasan yang setimpal.
Berjuang untuk hidup juga bermakna bahwa kita butuh ikhtiar, tidak cuma berdoa atau duduk-duduk saja di sudut masjid. Tak ada keajaiban atau mukjizat sebagaimana para Nabi dan Rasul menerimanya. Taraf keimanan kita jauh berbeda dengan manusia-manusia yang terpilih itu. Jadi berjuanglah, minimal untuk bertahan hidup, bisa makan dan minum, memiliki tempat tinggal yang layak meskipun sederhana, dan seterusnya. Perjuangan itu sendiri pasti butuh pengorbanan. Namanya juga perjuangan. Kita mungkin harus rela mengusir rasa kantuk karena di pagi buta harus mulai berangkat menuju tempat mencari rizki. Belum lagi dengan ancaman keamanan dan keselamatan di tengah jalan. Berpuluh-puluh kilometer harus kita tempuh untuk mencari penghidupan. Agar dapur tetap mengepulkan asapnya. Agar sang bayi masih dapat dibelikan susu yang murah namun bergizi. Agar kita bisa tidur dan berlindung dari hujan di rumah kontrakan. Agar orang tua dapat kita bantu saat butuh biaya berobat. Dan seterusnya dan seterusnya.
Selamat berjuang teman-teman !. Semoga setiap langkah perjuangan yang telah ditempuh akan dicatat oleh-Nya sebagai amal sholeh, karena kita tidak hanya sekedar numpang hidup di dunia, namun juga berjuang untuk hidup, sampai masa ajalnya tiba !.