Tidak dapat dipungkiri
bahwa selain diberikan tenggang bagi iblis, jin, setan, dan bala
tentaranya untuk menggoda umat manusia sampai hari kiamat tiba,
mereka juga diberi kesempatan mengganggu manusia mulai dari sejak
kecil sampai maut menjelang, mulai dari bangun tidur sampai tidur
kembali.
Begitu gigihnya jin dalam
menggoda manusia, pada saat shalat pun yang notabene-nya merupakan
waktu dimana manusia sedang melakukan ibadah untuk mendekatkan
kepada-Nya, ia ikut hadir di sana dalam upaya menggagalkan
ke-khusuk-an ibadah hamba-Nya. Bahkan hal ini pernah terjadi saat
Nabi SAW sedang melaksanakan shalat. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Ifrit dari bangsa jin semalam mendatangiku dengan
tiba-tiba (atau melompat di hadapanku) -atau Nabi mengucapkan kalimat
yang semisal ini- untuk memutus shalatku. Maka Allah menjadikan aku
dapat menguasainya. Semula aku ingin mengikatnya pada salah satu
tiang masjid sehingga di pagi hari kalian semua bisa melihatnya.
Namun aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman, ia pernah berdoa,
'Wahai Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan
(kekuasaan) yang tidak pantas didapatkan oleh seorang pun setelahku.'
Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina” (HR Al-Bukhari No. 4808,
Muslim No. 541 dari Abu Hirairah ra).
Abu Ad-Darda ra pernah
juga mengabarkan: “Rasulullah SAW berdiri untuk mengerjakan shalat.
Kami mendengar beliau berkata: “Aku berlindung kepada Allah
darimu.” Kemudian berkata 3 (tiga) kali: “Aku melaknatmu dengan
laknat Allah.” Beliau membentangkan tangannya seakan-akan menangkap
sesuatu. Ketika beliau selesai shalat, kami bertanya: “Wahai
Rasulullah, kami tadi mendengarmu mengucapkan sesuatu di dalam shalat
yang sebelumnya kami belum pernah mendengar engkau mengucapkannya dan
kami melihatmu membentangkan tanganmu.” Beliau menjawab:
“Sesungguhnya musuh Allah, Iblis, datang dengan bola api yang
hendak dia letakkan pada wajahku. Aku katakan, “Aku berlindung
kepada Allah darimu”, tiga kali. Kemudian aku berkata: “Aku
melaknatmu dengan laknat Allah yang sempurna yang pantas untuk engkau
dapatkan”, 3 (tiga) kali. Lalu aku ingin menangkapnya. Demi Allah,
seandainya bukan karena doa saudara kami Sulaiman niscaya ia
menjumpai pagi hari dalam keadaan terikat hingga dapat dipermainkan
oleh anak-anak Madinah.”
Suatu ketika Rasulullah
SAW sedang mendirikan shalat lalu didatangi setan. Beliau memegangnya
dan mencekiknya. Beliau bersabda: “Hingga tanganku dapat merasakan
lidahnya yang dingin yang menjulur diantara 2 (dua) jariku: ibu jari
dan yang setelahnya” (HR Ahmad, 3/82-83 dari Abu Sa'id Al-Khudri).
Diriwayatkan dari 'Utsman
bin Abil 'Ash ra, ia berkata: “Wahai Rasulullah, setan telah
menjadi penghalang antara diriku dan shalatku serta bacaanku.”
Beliau bersabda, “Itulah setan yang bernama Khanzab. Jika engkau
merasakannya maka berlindunglah kepada Allah darinya dan meludahlah
ke arah kiri 3 (tiga) kali.” Aku pun melakukannya dan Allah telah
mengusirnya dari sisiku” (HR Muslim No. 2203 dari Abul 'Ala). Dari
keterangan ini dapat diambil pelajaran bahwa apabila seseorang merasa
was-was pada saat shalat hendaklah ia meludah (meniup dengan sedikit
ludah) ke kiri 3 (tiga) kali dan ber-ta'awwudz sebanyak 3 (tiga) kali
juga.
Dari beberapa hadits di
atas dapat kita fahami bahwa iblis pun berusaha mendatangi dan
menggoda manusia pada saat melakukan shalat. Mereka tidak peduli sama
sekali bahwa saat itu manusia sedang menghadap Rabb-Nya. Termasuk
dalam perkara wudhu yang dilakukan sebelum shalat, setan akan
senantiasa membisikkan rasa was-was tersebut, misalnya dalam bentuk
ketidakmantapan setelah wudhu selesai dilaksanakan.
Demikianlah perjuangan
panjang dari setan yang tak henti memusuhi manusia sehingga
diupayakan agar kita senantiasa pula membentengi diri dari pengaruh
jahat mereka (meski menjadi sebuah perjuangan yang tak mudah
tentunya). Jika setan tidak menyerah menggoda manusia maka kita pun
harus berusaha membuat benteng pertahanan yang kokoh. Wallahua'lam.
Referensi :
Majalah Asy Syariah Vol.
II/No.23/1427H/2006