Setelah memahami bahwa seorang muslim wajib mempercayai adanya makhluk ghaib, pertanyaan selanjutnya adalah siapa saja sebenarnya yang dapat digolongkan ke dalam makhluk ghaib ini ?. Lalu apa beda antara iblis, jin, dan Setan, yang sama-sama merupakan makhluk ghaib.
Merujuk pada beberapa referensi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Iblis
Terdapat perbedaan pendapat diantara ulama tentang asal-muasal Iblis. Ada yang mengatakan ia berasal dari malaikat, dan ada yang mengatakan dari jin.
Pendapat yang Mengatakan Bahwa Iblis dari Malaikat
Imam Al-Qurthubi berkata, “Sesungguhnya Iblis berasal dari Malaikat. Ini pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Ibnu Jurej, Ibnu Musayyib, Qotadah, dan lainnya. Ibnu Abbas mengatakan, ”Iblis pada awalnya bernama Azazil yang termasuk golongan Malaikat yang mulia. Ia memiliki 4 (empat) sayap dan selanjutnya namanya menjadi Iblis. Lalu ia durhaka kepada Allah SWT sehingga membuat-Nya murka atau marah dan kemudian melaknatnya, maka jadilah ia Setan (makhluk yang jauh dari kebenaran) (Lihat Tafsir Al-Qurthubi I/294). Maka sejak saat itulah nama Iblis diganti Allah SWT menjadi Setan atau Syaithon.
Ibnu Abbas mengatakan, ”Adapun di dalam ayat Surat Al-Kahfi : 50 disebutkan bahwa Iblis itu berasal dari Jin, maksudnya ia itu adalah penjaga Jin. Beliau menambah pernyataan, “Jika Jin bukan dari golongan Malaikat, tentu Allah SWT tidak menyuruh mereka untuk sujud kepada Adam.” (Lihat Tafsir Ad-Durul Mantsur : 5/402).
Pendapat yang Mengatakan Bahwa Iblis dari Jin
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dan Abu Hatam dari Hasan dia berkata, “Allah SWT melaknat suatu kaum yang mengira bahwa Iblis dari Malaikat karena Allah SWT mengatakan Iblis itu dari Jin.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh di dalam Kitab Al-Adhomah dari Ibnu Syihab dia berkata, “Bahwa Iblis adalah bapak Jin sebagaimana Adam adalah bapaknya manusia.” (Lihat Tafsir Ad-Durul Mantsur : 5/402).
Pendapat lain yang menguatkan agumentasi bahwa Iblis berasal dari Jin dikemukakan konsultasisyariah yang mengatakan bahwa Iblis adalah nama salah satu Jin yang menjadi gembong dari golongan ini. Dalil Qur'an bahwa Iblis berasal dari Jin adalah firman Allah SWT, “Ingatlah ketika Kami berkata kepada para Malaikat, “Sujudlah kalian kepada Adam, maka mereka semua pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan Jin yang membangkang perintah Allah.” (QS Al-Kahfi : 50).
Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi-Zhilalil Qur'an dalam memaknai QS Al-Baqarah : 34 mengisyaratkan bahwa Iblis bukan dari jenis Malaikat tetapi hadir bersama mereka. Seandainya Iblis dari jenis Malaikat, niscaya ia tidak akan membangkang karena sifat utama Malaikat adalah tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At-Tahrim : 6).
Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi-Zhilalil Qur'an dalam memaknai QS Al-Baqarah : 34 mengisyaratkan bahwa Iblis bukan dari jenis Malaikat tetapi hadir bersama mereka. Seandainya Iblis dari jenis Malaikat, niscaya ia tidak akan membangkang karena sifat utama Malaikat adalah tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At-Tahrim : 6).
Dengan demikian, tentang asal-usul Iblis terdapat 2 (dua) pendapat sesuai dengan keterangan di atas.
2. Jin
Jin dijadikan dari api yang panas sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, “Dan Kami telah menciptakan Jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS Al-Hijr : 27). Juga di ayat yang lain, “Dan Dia menciptakan Jin dari nyala api.” (QS Ar-Rahman : 15). Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini bahwa “dari nyala api” bermakna “dari inti api”. Dalam riwayat lain diartikan “dari ujung nyalanya.”
Dari sisi ketaatan kepada Allah SWT, Jin sendiri dapat digolongkan ke dalam 2 (dua) macam yaitu ada Jin yang beriman dan ada yang durhaka atau kafir, sebagaimana disebutkan dalam ayat-Nya, “Dan sesungguhnya diantara kami (kata Jin), ada Jin yang shaleh dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. kami mengambil jalan yang berbeda-beda.” (QS Al-Jin : 11). Masih ditemukan dalam surat yang sama, “Dan sesungguhnya diantara kami (Jin), ada yang (memilih) taat (dalam kebenaran) dan ada yang menyimpang (dari kebenaran). Barangsiapa yang taat (dalam kebenaran) maka mereka itu benar-benar sudah memilih jalan yang lurus.” (QS Al-Jin : 14).
3. Setan
Yang terakhir adalah Setan. Secara umum ulama banyak menyatakan bahwa Jin itu makhluk, sedangkan Setan adalah sifat. Oleh karena Setan adalah sifat maka ia bisa melekat pada setiap makhluk termasuk manusia. Allah SWT menjelaskan, “(Setan yang membisikkan itu) dari golongan Jin dan Manusia.” (QS An-Nas : 6). Dalam surat lain, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi, musuh, yaitu Setan.” (QS Al-An'am : 112). Dinamakan atau disebut Setan dari bahasa Arab “Syutun” yang artinya “jauh” atau “jauh dari rahmat Allah.”
Dalam kasus dikeluarkannya Iblis dari surga (QS Al-A'raf : 12-20), gelar “Setan” diberikan Allah SWT kepada Iblis pertama kalinya ketika si Iblis ini menolak sujud kepada Adam. Dalam QS Yasin : 60, Allah SWT menyatakan bahwa gelar Setan diberikan kepada musuh Adam itu dan menjadi peringatan kepada anak cucu Adam di dunia.
Referensi :
Majalah Al Furqon Edisi 8 Tahun IV Rabiul Awal 1426 H
https://konsultasisyariah.com/10504-perbedaan-jin-setan-dan-iblis.html