SPG di sini bukan singkatan dari “Sekolah Pendidikan Guru” atau “Sales Promotion Girl” lho ya, tapi berasal dari bahasa Rusia “Stankovyi Protivotankovyi Granatomet”.
SPG 82 adalah peluncur roket anti tank buatan Uni Sovyet yang digunakan dalam Perang Dunia II namun bersamaan dengan berakhirnya perang tersebut berakhir juga peralatan tempur ini (diganti dengan senapan recoilless B-10 yang merupakan pengembangan dari SPG 82).
Persenjataan yang ada dalam SPG 82 ini terdiri dari tabung laras panjang dengan moncong yang menyala, ditopang di atas kereta dorong sederhana dengan 2 (dua) roda solid. Terdapat semacam perisai besar yang terpasang melengkung guna melindungi awak dari ledakan kembali yang dihasilkan dari proyektil roket. Peluncur jenis ini dapat menembakkan 2 (dua) jenis proyektil : OG-82 dan PG-82 (Angka 82 menunjukkan ukuran proyektil berkaliber 82 mm). Amunisi OG-82 sendiri merupakan amunisi yang berhulu ledak dengan tipe HE-FRAG (High Explosive-Fragmentation) sedangkan PG-82 adalah amunisi berhululedak dengan tipe HEAT (High Explosive Anti Tank).
Peluncur roket ini diproduksi sepanjang tahun 1950 sampai 1964 dengan berat 37,8 kg dan panjang 2,15 m dengan jumlah kru atau awak sebanyak 2 sampai 3 orang. Jangkauan tembakan efektif 200 m dengan maksimum jarak tembakan bisa mencapai 700 m.
Unit peluncur roket SPG 82 yang tersimpan di Museum Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pernah digunakan oleh Resimen II Brimob Jawa Barat dalam operasi pengamanan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) pada tahun 1963. Negara-negara lain yang pernah menggunakan alat tempur ini antara lain Uni Sovyet, Syria, dan Afghanistan.
Persenjataan yang ada dalam SPG 82 ini terdiri dari tabung laras panjang dengan moncong yang menyala, ditopang di atas kereta dorong sederhana dengan 2 (dua) roda solid. Terdapat semacam perisai besar yang terpasang melengkung guna melindungi awak dari ledakan kembali yang dihasilkan dari proyektil roket. Peluncur jenis ini dapat menembakkan 2 (dua) jenis proyektil : OG-82 dan PG-82 (Angka 82 menunjukkan ukuran proyektil berkaliber 82 mm). Amunisi OG-82 sendiri merupakan amunisi yang berhulu ledak dengan tipe HE-FRAG (High Explosive-Fragmentation) sedangkan PG-82 adalah amunisi berhululedak dengan tipe HEAT (High Explosive Anti Tank).
Peluncur roket ini diproduksi sepanjang tahun 1950 sampai 1964 dengan berat 37,8 kg dan panjang 2,15 m dengan jumlah kru atau awak sebanyak 2 sampai 3 orang. Jangkauan tembakan efektif 200 m dengan maksimum jarak tembakan bisa mencapai 700 m.
Unit peluncur roket SPG 82 yang tersimpan di Museum Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pernah digunakan oleh Resimen II Brimob Jawa Barat dalam operasi pengamanan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) pada tahun 1963. Negara-negara lain yang pernah menggunakan alat tempur ini antara lain Uni Sovyet, Syria, dan Afghanistan.