Setelah sukses menyeberangi Selat Sunda menggunakan KMP Sebuku, kami berempat lalu melanjutkan perjalanan darat dari Bakauheni menuju Palembang melalui ruas tol Lampung–Palembang.
Sesampainya di Kota Palembang di tengah malam menjelang pukul 24.00 WIB, kami pun langsung beristirahat di sebuah hotel yang lokasinya berdekatan dengan rumah kawan di sana sebelum esok harinya memulai city tour kecil-kecilan di wilayah Kota Palembang.
Tujuan perdana kami pagi itu adalah rumah makan yang menyediakan salah satu menu makanan khas Palembang yaitu mie celor. Tempat ini menjadi titik pertemuan kami dengan seorang sahabat kami lainnya yang bekerja di sebuah kantor cabang perusahaan asuransi di Palembang. Tak salah jika ia meminta lokasi ini sebagai titik reuni kecil-kecilan alias kongkow bersama eks kolega sekantor karena ternyata nama rumah makannya telah tersohor di seantero Kota Palembang.
Nama tempatnya adalah Mie Celor Asli 26 Ilir H.M. Syafei Z yang berada di 26 Ilir, Palembang. Meskipun Kota Palembang terkenal sebagai kota empek-empek namun jangan lupa juga ada yang disebut dengan mie celor. Kata “celor” di sini bukan plesetan dari “telor” lho ya namun konon berasal dari kosakata bahasa Palembang yang artinya “dicelup-celupkan.” Dan memang dalam proses pembuatan mie celor ini ada tahapan tertentu dimana mie dicelupkan ke air mendidih agar diperoleh tekstur mie yang lembut sebelum disajikan dengan kaldu.
Dilihat dari bahan utama yang dipakai yaitu mie, dapat diperkirakan bahwa makanan ini merupakan jenis makanan yang dibawa oleh kalangan Tionghoa dan dipadu padan dengan makanan Melayu. Secara sepintas, mie yang dipakai dalam pembuatan menu makanan ini mirip dengan “lo mie” yang berasal dari Tiongkok bagian selatan. Namun dalam menu mie celor, sajiannya dilengkapi dengan bahan lain seperti kaldu udang yang memiliki aroma menggoda. Boleh dikatakan tidak ada mie celor tanpa bahan pelengkap udang. Dan tidak sembarang udang yang digunakan karena hanya kategori tertentu saja yang akan membuat cita rasa mie celor makin menggugah selera. Sebagai bahan pelengkap lainnya bisa ditambahkan taburan bawang goreng, daun seledri yang dicincang, serta irisan telur rebus. Sebagai teman makan, Anda dapat memesan es teh manis. Makin mantap lah suasana makan di sana.
Warga Kota Palembang sendiri sudah begitu familiar dengan santapan mie celor ini yang cocok dihidangkan sebagai menu sarapan pagi sebelum beraktivitas. Dengan semakin terkenalnya mie celor membuat warung makan yang membuka menu sejenis makin bertambah banyak di Kota Palembang. Maka pihak keluarga yang mengelola Mie Celor Asli 26 H.M. Syafei Z pun memutuskan untuk melakukan ekspansi dengan membuka cabang lain di Jalan Merdeka, Ilir Barat I, Palembang. Namun semua bumbu dan bahan bakunya tetap dibuat di satu tempat sehingga tidak ada perbedaan cita rasa yang tersaji kepada pelanggan.
Saking terkenalnya Rumah Makan Mie Celor Asli 26 Ilir H.M. Syafei Z ini membuat suasana sehari-harinya terlihat selalu ramai oleh pengunjung (kecuali di saat pandemi Covid-19 yang memaksa pemilik warung harus memperketat pelayanan kepada pembeli). Hal yang wajar jika “wong kito galo” tidak akan asing mendengar nama tempat makan legendaris yang satu ini mengingat rumah makan ini telah berdiri sejak tahun 1950-an (didirikan oleh H.M. Syafei Z). Dan namanya makin melambung saat masa Megawati naik menjadi Presiden RI menggantikan Gus Dur. Taufiq Kiemas, almarhum suami Megawati (yang merupakan keturunan Palembang-Minangkabau dan ikut lama merantau ke Palembang dengan ayahnya yang seorang guru) menjadi salah seorang tokoh pejabat yang menyukai mie celor dan semasa hidupnya ia menjadi salah satu pelanggan setia Mie Celor Asli 26 Ilir H.M. Syafei Z.