Ngopi di jaman dulu identik dengan minuman para golongan orang tua di pedesaan yang biasanya menjadi kombinasi yang pas saat menyajikan menu makanan ringan era jadul seperti singkong bakar atau pisang goreng di sore hari.
Bagi anak-anak muda yang beranjak remaja dan dewasa saat orang tua atau kakek neneknya masih hidup, tradisi minum kopi di sore hari barangkali hanya ditangkap sebagai sebuah kebiasaan yang lumrah dilakukan generasi jaman dulu.
Namun sejalan dengan perkembangan kopi yang mulai mendunia serta dikemas dalam metode marketing yang tepat, kini tradisi ngopi tidak hanya sekedar mengisi perut namun bergeser menjadi sebuah lifestyle yang identik dengan gaya kekotaan. Padahal budaya ngopi itu sendiri awalnya banyak dipraktekkan oleh masyarakat desa di kalangan biasa. Kopi juga saat ini mulai menyasar ke segmen anak muda dan tidak hanya mendominasi generasi tua saja. Bahkan "ngopi" telah menjadi idiom populer bagi sebagian besar kalangan milenial jaman now. Lihatlah ketika mereka berteriak ke kawan kantornya atau sesama teman kampusnya, pastilah selalu dibilang, “kapan nih kita ngopi-ngopi !” Sebuah ilustrasi percakapan khas anak muda metropolitan dan terkesan menunjukkan sapaan keakraban yang elitis. “Oke bro, nanti kita ngopi-ngopi deh di coffe shop deket kantor lu !” Jika sudah dijawab seperti ini, hasrat jiwa anak muda makin bergelora. Meskipun terkadang keberadaan kopi-nya sendiri di coffee shop menjadi tak dominan namun kebiasaan ngumpul-ngumpul sambil ngopi itu menjadikan budaya minum kopi warisan leluhur ikut terangkat.
Kopikina ; Pengalaman Minum Kopi Ala Coffee Shop
Saat itu saya ditelpon oleh eks senior saya di kantor lama yang tinggal di kawasan Sudimara, Tangerang Selatan. Selama bergabung dalam di perusahaan yang sama, beliau termasuk sosok yang low profile dan bergaya santai, jadi tak ada yang harus merasa menjaga image ketika berjumpa beliau di kantor maupun di luar. Seringkali saya diajak berdiskusi informal di luar jam kantor, termasuk sekedar menemani minum kopi di coffee shop mini di belakang kantor.
Berhubung ada suatu urusan yang perlu diselesaikan, senior saya itu, yang asli Yogyakarta namun lama berkarir di Jakarta, menelpon saya. Tempat tujuannya hari itu kebetulan berdekatan dengan kost saya di Tebet, jadi selepas urusannya selesai, yang bersangkutan menawarkan saya untuk bertemu, sekedar untuk ngobrol dan menemani beliau yang memang datang sendirian.
Maka tawaran itu pun saya sanggupi dan setelah dijemput dengan mobil, selanjutnya kami pun berputar-putar di sekitaran Tebet Timur untuk mencari tempat ngopi yang belum pernah dkunjungi. Setelah menyusuri Jalan Tebet Timur Dalam akhirnya kami mendapati sebuah coffee shop yang terlihat ramai dengan adanya beberapa mobil berjejer di halaman depan. Asumsi kami mengatakan, tempat yang satu ini layak untuk dicoba. So, mobil Hyundai Santa Fe yang dikemudikan sendiri oleh beliau pun langsung diparkir di pinggir jalan. Masuklah kami berdua ke coffee shop bernama Kopikina.
Meski sedang ada renovasi minor di ruangan dalam namun hari itu tak menyurutkan sejumlah pelanggannya untuk menikmati minum kopi di sana. Memilih desain coffee shop bergaya vintage menjadikan suasana di dalam ruangan seperti di rumah-rumah kuno. Kami pun bergegas memilih meja dan tempat duduk di pojokan yang cukup untuk berdua sambil ngobrol santai. Lalu beliau melangkahkan kaki ke bagian belakang tempat koleksi kopi yang ditempatkan pada toples di lemari bertingkat, lengkap dengan nama kopi dan daerah asalnya. Saya yang masih awam soal perkopian hanya ikut mengekor saja. Satu per satu jenis kopi diamati dan coba diaromai secara sekilas, sambil terjadi obrolan antara beliau dengan sang barista tentang kopi yang dipilih.
Yang menarik lagi, kopi yang disediakan di sana adalah kopi-kopi murni yang tumbuh dan dibudidayakan di Indonesia. Konon si pemilik coffee shop yang satu ini mengumpulkan satu per satu kopi single origin yang banyak tersebar di penjuru nusantara. Kurang lebih ada sekitar 50-an jenis kopi yang berhasil dikumpulkan dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Oh ya, selain menjual kopi di tempat itu, pemilik coffee shop ini juga menjadi pemasok biji kopi ke berbagai customer korporat maupun single coffee shop.
Terdapat 3 (tiga) jenis varian kopi yang ditawarkan kepada pengunjung Kopikina yaitu arabika, robusta, dan liberika. Dengan teknik penyajian yang beragam, coffee shop ini menyediakan aneka kopi ternama baik dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, sampai Papua, misalnya Arabika Enrekang Latimojong Wine Process, Arabika Flores Poco Ranaka Madu Merah, Arabika Sunda Haneslan Proses Basah, Arabika Toraja Dende Piongan Napo, Arabika Argopuro Walida Natural Hydro Honey, Arabika Bali Songan Madu Hitam, Arabika Flores Poco Ranaka Natural, Arabika Papua Moanemani Natural, dan lain-lain. Agar pengunjung tak bosan, sebagai pilihan teman minum kopi, mereka juga menyediakan menu camilan ringan seperti singkong goreng, pisang goreng, tempe, dan lain-lain.
Sayangnya saat ini operasional Kopikina harus ditutup sementara akibat pandemi Covid-19. Selepas berlalunya pandemi ini (semoga benar-benar segera berlalu) Anda dapat mampir ke coffee shop yang satu ini yang beralamat di Jl Tebet Timur Dalam Raya No 43, Tebet, Jakarta Selatan.