Pada bulan Februari 2020
sebelum ramai pandemi Covid-19 menjadi momen berharga yang saya alami
yaitu melakukan perjalanan perdana lintas darat dan menyeberangi
Selat Sunda dengan tujuan akhir Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Perjalanan ber-empat yang
“disponsori” oleh teman baik tersebut terasa istimewa karena baru
kali ini terlaksana tour bareng dengan komposisi lengkap. Sebelumnya
pernah dilakukan happy traveling ke Gunung Bromo, Jawa Timur, namun
kala itu tidak semua personil bisa ikut. Event yang sudah diimpikan
sejak Group WA “Bromo” yang hanya beranggotakan 5 (lima) orang
eks sejawat kantor itu benar-benar sudah mewujudkan misinya sesuai
nama group WA.
Mengingat destinasi Bromo
sudah tercapai, untuk akhir tahun 2019 di-setting ke tempat tujuan
lain yang kala itu jatuh ke Kota Palembang, Sumatera Selatan, tempat
dimana salah satu anggota Group WA Bromo berdomisili.
Maka perjalanan pun
dimulai pada hari Jumat, 7 Februari 2020 dengan titik kumpul
keberangkatan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, sebagai lokasi
kedatangan anggota group Bromo yang berasal dari Surabaya, Jawa
Timur.
Sekitar pukul 12.50 WIB,
mobil pribadi milik kawan yang menjadi “sponsor utama” berhasil
masuk ke KMP Sebuku setelah melalui proses antrian masuk ke lambung
kapal di Pelabuhan Merak, Banten. Setelah menempati posisi parkir
mobil, kami pun keluar dari mobil dan langsung menuju ke ruangan
tempat duduk penumpang yang berada di atas.
KMP (Kapal Motor
Penumpang) Sebuku merupakan kapal penyeberangan penumpang dengan
jenis Roll on – Roll off (Ro-Ro) dengan tonase 5.000 GT yang
melayani jalur lintas Merak – Bakauheni. Nama “Sebuku” diambil
dari sebuah nama pulau terbesar yang berada di jalur Selat Sunda
tepatnya di Teluk Lampung, sekitar 2,3 km di sebelah selatan ujung
Pulau Sumatera.
Kapal ini selesai
dibangun dan berhasil diluncurkan perdana pada tahun 2014 di Galangan
Kapal PT Mariana Bahagia, Palembang dan merupakan kapal terbesar yang
pernah dipesan dan dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat, Kementerian Perhubungan RI. Istimewanya, dari sejak proses
pembuatan desain kapal, pengujian model, sampai pembangunan
konstruksi kapal, semuanya dilaksanakan di Indonesia oleh para ahli
perkapalan di negeri ini. Sebagian besar komponennya pun diproduksi
di dalam negeri guna meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TDKN). Sedangkan beberapa komponen lain masih menggunakan produksi
luar negeri seperti propeller yang didatangkan dari pabrikan
Nakashima, Jepang.
Setelah melalui proses
panjang dan melewati pendaftaran klasifikasi kapal di BKI (Biro
Klasifikasi Indonesia), akhirnya kapal tersebut dapat dimanfaatkan
oleh para penggunanya sampai sekarang. Spesifikasi KMP Sebuku dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
LOA
|
:
|
109.40 m
|
LBP
|
:
|
99.57 m
|
Gross Tonnage (GT)
|
:
|
5553
|
Material
|
:
|
Steel
|
Port of Register
|
:
|
Palembang
|
Kind of Ship
|
:
|
Ferry
|
Shipbuilder
|
:
|
PT Mariana Bahagia
|
Place of Built
|
:
|
Palembang
|
Year of Built
|
:
|
2014
|
No. of Decks
|
:
|
1
|
No. of Propeller
|
:
|
2
|
No. of Main Engine
|
:
|
2 (Yanmar 6 N 330 – EW)
|
No. of Aux. Engine
|
:
|
4 (Yanmar 6 AYL - WET)
|
Berdasarkan informasi
yang terpampang di website ferizy.com yang dikelola ASDP Indonesia
Ferry (Persero), per tanggal 1 Maret 2020, pembelian tiket ferry
hanya dapat dilakukan secara online. Namun pada saat terjadi pandemi
Covid-19 ini, operasional kapal ferry lintas Merak – Bakauheni
dinyatakan dihentikan sementara mulai tanggal 24 April sampai 31 Mei
2020. Penyeberangan hanya bisa dilakukan khusus untuk melayani
kendaraan pengangkut logistik atau barang kebutuhan pokok dan
obat-obatan, kendaraan pengangkut petugas penanganan Covid-19,
kendaraan pemadam kebakaran, serta mobil ambulans atau mobil jenazah.
Nah, bagi Anda yang belum
memiliki kesempatan untuk menjajal kapal ferry ini dapat mencobanya
di lain waktu (setelah badai Covid-19 berlalu dan operasional
keberangkatan kapal lintas Merak – Bakauheni dibuka kembali). Meskipun terdapat 2 (dua) pilihan layanan yaitu reguler dan eksekutif namun saya menyarankan Anda untuk memilih tiket eksekutif yang memiliki berbagai keunggulan dibanding tiket reguler meskipun harganya menjadi lebih mahal. Dengan memilih layanan eksekutif (dibanding reguler), para penumpang akan diberikan sejumlah fasilitas dalam kapal yang lumayan
mengesankan seperti tempat duduk yang nyaman, fasilitas mushola,
tempat makan dan minum (cafetaria), serta spot pemandangan laut di
dek penumpang. Disamping itu waktu tempuh perjalanan kapal untuk
layanan eksekutif hanya berlangsung selama sekitar 1 (satu) jam saja
dibanding dengan kapal reguler yang memerlukan waktu sekitar 2,5 (dua
setengah) jam.