Dalam tulisan sebelumnya saya memperkenalkan istilah “kopi single origin” yang disediakan oleh Kopikina sebagai koleksi unggulan kopi yang berhasil dikumpulkan dari berbagai penjuru nusantara. Lalu apa sebenarnya single-origin coffee (kopi single origin) itu ?.
Perkembangan yang begitu pesat ikut dalam industri perkopian turut mempengaruhi kekayaan literatur atau kosa kata perkopian itu sendiri baik menyangkut penyebutan atas jenis-jenis varietas kopi, cara pengolahan, sampai pada cara penyajian sebelum dikonsumsi langsung oleh para penikmat kopi.
Sehingga muncullah istilah “kopi single origin” atau “single-origin coffee” yang sampai saat ini kata padanan dalam bahasa Indonesia belum ditetapkan secara baku, jadi hanya dibiarkan masih dalam bahasa aslinya : single-origin.
Menurut situs ensiklopedi online terbesar di dunia, Wikipedia, single-origin coffee adalah kopi yang tumbuh dalam sebuah wilayah tertentu dimana asal-usul kopi itu berasal. Secara umum, penamaan kopi didahului dengan nama nama perkebunan, tipe atau spesies tumbuhan kopi, bagaimana kopi itu diproses, dan seringkali menyertakan nama negara yang memiliki jenis kopi tersebut. Sebagai contoh, Natural Ethiopia Yirgacheffe adalah nama kopi yang prosesnya dilakukan secara natural yang berasal dari negara Ethiopia. Kata terakhir merujuk pada spesies kopi itu sendiri yaitu Yirgacheffe.
Penamaan kopi sendiri sampai saat ini belum ada standardisasi baku yang berlaku di seluruh dunia karena belum ada lembaga atau organisasi khusus di dunia ini yang menetapkan aturan tentang standardiasi labeling atau penamaan kopi. Namun demikian beberapa lembaga pemerintahan di dunia yang memperkenalkan pasar kopi seperti Brazil telah membuat panduan penamaan kopi single origin yaitu merujuk pada : (1) kopi yang ditanam oleh satu perkebunan tertentu (2) kopi yang ditanam oleh beberapa perkebunan dalam sebuah wilayah yang sama (3) kopi yang ditanam oleh berbagai perkebunan di negara yang sama.
Beberapa contoh brand dari kopi single origin yang sudah cukup terkenal di dunia antara lain Bourbon, Typica, Caturra, Liberica, Arusha, Jackson, Mocha, Java, Sumatra, dan lain-lain. Namun jika hanya menyebutkan nama negara sebenarnya kurang begitu spesifik karena daerah asal tanaman kopi itu sendiri bisa berada di lokasi yang terpisah-pisah. Jika kita menyebut Java single-origin maka orang masih mengira-ngira dari daerah mana kopi itu berasal. Berbeda misalnya jika kita menyebut Kopi Malabar atau Java Preanger maka pikiran kita langsung menuju pada sebuah daerah pegunungan di Jawa Barat. Gunung Malabar merupakan sebuah gunung api yang berlokasi di daerah Pengalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Nah beberapa kopi single origin yang dapat ditemukan di bumi nusantara ini selain Kopi Malabar atau Java Preanger adalah Kopi Gayo, Kopi Lintong, Kopi Sidikalang, Kopi Kintamani, Kopi Toraja, Kopi Bajawa, dan Kopi Wamena. Nama-nama kopi tersebut tentu sudah tidak begitu asing didengar oleh masyarakat Indonesia khususnya di telinga para penikmat kopi nusantara.
Mengapa Diperlukan Pelabelan Khusus Kopi 'Single Origin' ?
Bagi orang dari kalangan biasa (yang lidahnya tak begitu tajam) akan merasakan kesulitan untuk membedakan taste suatu kopi atau menebak dari mana kopi itu berasal. Namun bagi mereka yang dianugerahi indera penciuman yang tajam, membedakan jenis satu kopi dengan kopi lainnya bukan menjadi perkara sulit. Maka di sinilah fungsi dari pelabelan dimaksud yaitu agar para pedagang kopi maupun penikmat kopi dapat melakukan tracing ketika disuguhi suatu kopi di depannya. Jangan dikira bahwa semua kopi memiliki aroma dan taste yang sama (yaitu pahit tanpa gula dan manis dengan tambahan gula) karena kondisi lingkungan dan proses pengolahan kopi akan berpengaruh pada hasil akhir kopi yang dihidangkan. Cita rasa dan aroma kopi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya ketinggian tanah, komposisi tanah, iklim, dan vegetasi di sekitarnya. Sebagai contoh, Kopi Bajawa merupakan kopi single origin yang berasal dari daerah Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur. Kopi jenis ini memiliki aroma dan cita rasa khas yang tidak dimiliki kopi-kopi daerah lainnya karena ia tumbuh di lereng Gunung Inie Rie yang merupakan gunung aktif dan selalu berubah warna ketika terjadi pergantian musim. Pohon kopi yang ditanam di tanah vulkanik yang subur ini menghasilkan biji kopi yang identik dengan aroma nutty dan caramel sehingga terkenal sampai ke manca negara.
Terlepas dari itu semua, saya (dan Anda semua) sebagai orang yang terlahir di bumi nusantara tentu harus merasa bangga dan bersyukur bahwa Indonesia memang boleh dikatakan sebagai negara terkaya di dunia (apalagi jika diurus dengan benar). Salah satu bukti yang memperkuat statement ini adalah bahwa Indonesia merupakan salah satu negara eksportir kopi terbesar di dunia. Kita hanya kalah dari Brazil, Vietnam, dan Kolombia yang memang sudah terkenal sebagai negara produsen kopi di level internasional. Jika tidak ada permintaan untuk kebutuhan domestik yang juga besar (sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia), bisa saja Indonesia mampu menembus ranking pertama sebagai negara eksportir kopi di level dunia.