Siapa yang tak pernah mendengar senjata yang satu ini ?. Siapapun pasti sudah familiar dengan nama AK-47 yang namanya melegenda dalam dunia kemiliteran di seluruh dunia.
Boleh dikatakan bahwa AK-47 merupakan salah satu senjata paling mematikan di seluruh dunia sampai saat ini. Berbagai peristiwa menyedihkan berupa peperangan, pemberontakan, penggulingan pemerintahan, kerusuhan, dan tindakan kriminal dari kelompok bersenjata selalu melibatkan AK-47 dalam alat persenjatan yang mereka gunakan.
Adalah Mikhail Kalashnikov, seorang tentara Uni Sovyet yang pernah mengalami luka-luka tembakan dalam invasi Jerman ke Uni Sovyet pada tahun 1941. Ia mula-mula merancang senjata ini dalam bentuk prototipe untuk sebuah kompetisi pada tahun 1945. Lalu desain itu direkomendasikan untuk dipakai oleh tentara Rusia.
Nah, AK-47 sendiri merupakan kependekan dari kata “Automat Kalshnikova 1947” yaitu gabungan dari nama penemunya dan tahun pembuatan senjata tersebut. Setelah sukses dipakai tentara Uni Sovyet, senjata ini kemudian segera menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia terutama ke negara-negara yang pernah mengalami perpecahan revolusi di negaranya masing-masing seperti Afghanistan, Kolombia, Vietnam, dan Mozambik.
Mengapa AK-47 menjadi senjata yang legendaris sampai saat ini ?. Senapan ini memiliki body yang ringan dan mudah dioperasikan serta bisa digunakan di berbagai medan peperangan mulai padang pasir sampai hutan belantara. Metode perawatan senjata ini juga relatif mudah. Dengan segala kelebihannya, AK-47 beserta variannya diperkirakan telah diproduksi sebanyak 100 (seratus) juta unit pada tujuh dekade terakhir. Bahkan dikabarkan senjata ini dapat diperoleh secara ilegal dalam perdagangan gelap senjata api.
Di dalam Museum Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, lebih banyak tersimpan varian dari AK-47 diantaranya AK-57 yang juga merupakan salah satu senjata buatan Uni Sovyet yang populer pada masa Perang Dunia II. Senjata berkaliber 7,62 x 39 ini mampu menembakkan 400 butir peluru per menit dengan kecepatan tembak 700 meter per detik. Di Indonesia, senjata ini (bersama-sama dengan AK-56) banyak digunakan pihak Kepolisian RI saat operasi militer dalam rangka penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta pada tahun 1956. Ada juga varian AK M-58 yang merupakan senapan bahu buatan Uni Sovyet yang diproduksi pada tahun 1947 dengan kaliber 7,62 x 39 dengan kemampuan menembakkan 400 butir peluru per menit. Senjata ini menjadi andalan prajurit RI dalam medan pertempuran di dalam hutan.
Adalah Mikhail Kalashnikov, seorang tentara Uni Sovyet yang pernah mengalami luka-luka tembakan dalam invasi Jerman ke Uni Sovyet pada tahun 1941. Ia mula-mula merancang senjata ini dalam bentuk prototipe untuk sebuah kompetisi pada tahun 1945. Lalu desain itu direkomendasikan untuk dipakai oleh tentara Rusia.
Nah, AK-47 sendiri merupakan kependekan dari kata “Automat Kalshnikova 1947” yaitu gabungan dari nama penemunya dan tahun pembuatan senjata tersebut. Setelah sukses dipakai tentara Uni Sovyet, senjata ini kemudian segera menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia terutama ke negara-negara yang pernah mengalami perpecahan revolusi di negaranya masing-masing seperti Afghanistan, Kolombia, Vietnam, dan Mozambik.
Mengapa AK-47 menjadi senjata yang legendaris sampai saat ini ?. Senapan ini memiliki body yang ringan dan mudah dioperasikan serta bisa digunakan di berbagai medan peperangan mulai padang pasir sampai hutan belantara. Metode perawatan senjata ini juga relatif mudah. Dengan segala kelebihannya, AK-47 beserta variannya diperkirakan telah diproduksi sebanyak 100 (seratus) juta unit pada tujuh dekade terakhir. Bahkan dikabarkan senjata ini dapat diperoleh secara ilegal dalam perdagangan gelap senjata api.
Di dalam Museum Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, lebih banyak tersimpan varian dari AK-47 diantaranya AK-57 yang juga merupakan salah satu senjata buatan Uni Sovyet yang populer pada masa Perang Dunia II. Senjata berkaliber 7,62 x 39 ini mampu menembakkan 400 butir peluru per menit dengan kecepatan tembak 700 meter per detik. Di Indonesia, senjata ini (bersama-sama dengan AK-56) banyak digunakan pihak Kepolisian RI saat operasi militer dalam rangka penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta pada tahun 1956. Ada juga varian AK M-58 yang merupakan senapan bahu buatan Uni Sovyet yang diproduksi pada tahun 1947 dengan kaliber 7,62 x 39 dengan kemampuan menembakkan 400 butir peluru per menit. Senjata ini menjadi andalan prajurit RI dalam medan pertempuran di dalam hutan.