Harley Davidson yang dikenal sebagai moge (motor gede atau motor besar) yang suara knalpotnya sangat khas bagai dentuman 'sonic boom' ternyata memiliki sejarah panjang dimana motor jenis ini pernah digunakan oleh pihak kepolisian RI pada tahun 1940-an.
Salah satu bukti sejarah keberadaan motor gede ini adalah sebuah unit motor patroli polisi yang tersimpan di Museum Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yaitu Harley Davidson WLA C Class tahun 1943 (diletakkan bersebelahan dengan unit mobil patroli Ford Focus).
Harley Davidson adalah sebuah pabrikan sepeda motor yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat yang dikenal di seantero jagat sebagai produsen motor dengan desain khusus dan bobot yang besar dibanding sepeda motor pada umumnya.
Ketenaran Harley Davidson di Indonesia sudah terdengar sejak tahun 1920 manakala negara ini masih berada di bawah penjajahan Hindia Belanda. Saat itu, produk Harley yang masuk ke Indonesia rata-rata bermerk Harley Davidson WLA Army yang sengaja didatangkan pemerintah Belanda guna dijadikan sebagai kendaraan operasional di perkebunan.
Sejak Belanda menyerah pasca Perang Dunia II, semua asset yang sebelumnya dimiliki pemerintah Belanda kemudian diambil alih Jepang meski tak berlangsung lama. Sejak menyerahnya Jepang kepada sekutu pada tahun 1945, asset-asset tersebut, termasuk motor Harley Davidson itu diserahkan kepada TNI.
Unit Harley Davidson WLA C Class yang tersimpan di Museum Polri disebut pernah dikendarai oleh Peltu Soedomo, mantan Kepala Induk Pjr Situbondo. Tipe “WLA” memiliki arti khusus dimana huruf W menandakan bahwa motor tersebut diperuntukkan sebagai motor keluarga. Sedangkan huruf “L” merupakan kependekkan dari “Low Compression” dan huruf “A” berasal dari “Army” yang menjadi penanda bahwa motor tersebut digunakan di dunia militer.
Nah, kalau Anda ingin menyaksikan salah satu bukti sisa sejarah perjalanan institusi kepolisian berupa motor patroli Harley Davidson WLA C Class, silakan kunjungi Museum Polri di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Harley Davidson adalah sebuah pabrikan sepeda motor yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat yang dikenal di seantero jagat sebagai produsen motor dengan desain khusus dan bobot yang besar dibanding sepeda motor pada umumnya.
Ketenaran Harley Davidson di Indonesia sudah terdengar sejak tahun 1920 manakala negara ini masih berada di bawah penjajahan Hindia Belanda. Saat itu, produk Harley yang masuk ke Indonesia rata-rata bermerk Harley Davidson WLA Army yang sengaja didatangkan pemerintah Belanda guna dijadikan sebagai kendaraan operasional di perkebunan.
Sejak Belanda menyerah pasca Perang Dunia II, semua asset yang sebelumnya dimiliki pemerintah Belanda kemudian diambil alih Jepang meski tak berlangsung lama. Sejak menyerahnya Jepang kepada sekutu pada tahun 1945, asset-asset tersebut, termasuk motor Harley Davidson itu diserahkan kepada TNI.
Unit Harley Davidson WLA C Class yang tersimpan di Museum Polri disebut pernah dikendarai oleh Peltu Soedomo, mantan Kepala Induk Pjr Situbondo. Tipe “WLA” memiliki arti khusus dimana huruf W menandakan bahwa motor tersebut diperuntukkan sebagai motor keluarga. Sedangkan huruf “L” merupakan kependekkan dari “Low Compression” dan huruf “A” berasal dari “Army” yang menjadi penanda bahwa motor tersebut digunakan di dunia militer.
Nah, kalau Anda ingin menyaksikan salah satu bukti sisa sejarah perjalanan institusi kepolisian berupa motor patroli Harley Davidson WLA C Class, silakan kunjungi Museum Polri di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.