Di dalam kompleks Museum Taman Prasasti sendiri terdapat banyak koleksi nisan pemakaman dari berbagai kalangan terutama para pejabat tinggi di jaman pemerintahan Hindia Belanda. Salah satunya adalah Monsignor Adami Caroli Claessens.
Claessens adalah seorang pastur atau pimpinan agama Katholik (Vikaris Apostolik) yang lahir pada tanggal 18 Juni 1818 di Belanda, lalu datang ke Indonesia bersama dengan pastur J Lijnen pada tanggal 15 Februari 1847.
Ia diangkat sebagai pastur kepala di Batavia (Vikaris Apostolik Emeritus Batavia) menggantikan vikaris apostolik sebelumnya yang mengundurkan diri. Seorang vikaris apostolik memiliki kekuasaan yang sama seperti seorang uskup namun dibatasi pada suatu wilayah tertentu. Ia memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan kepada Paus setiap kurun waktu 5 (lima) tahun sekali.
Ia diangkat sebagai pastur kepala di Batavia (Vikaris Apostolik Emeritus Batavia) menggantikan vikaris apostolik sebelumnya yang mengundurkan diri. Seorang vikaris apostolik memiliki kekuasaan yang sama seperti seorang uskup namun dibatasi pada suatu wilayah tertentu. Ia memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan kepada Paus setiap kurun waktu 5 (lima) tahun sekali.
Claessens diangkat menjadi Uskup Agung Tituler Siraces pada tanggal 4 Januari 1884. Selama kepemimpinannya, agama Katholik berkembang dengan cukup baik seperti di Cirebon, Magelang, Madiun, dan Malang.
Salah satu jasa Claessens adalah membangun kembali Gereja Katedral (sekarang Gereja Katedral Jakarta atau Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga) yang sempat roboh pada bulan Mei 1890. Pembangunan gereja kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, MGR Walterus Jacobus Staal.
Pada tanggal 23 Mei 1893, Claessens mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Vikaris Apostolik Batavia lalu tinggal di pastoran Bogor dengan ditemani oleh keponakannya. Ia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal 10 Juli 1895 di Kota Bogor lalu jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Jahe Kober a.k.a Museum Taman Prasasti Jakarta.
Pada tanggal 23 Mei 1893, Claessens mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Vikaris Apostolik Batavia lalu tinggal di pastoran Bogor dengan ditemani oleh keponakannya. Ia menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal 10 Juli 1895 di Kota Bogor lalu jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Jahe Kober a.k.a Museum Taman Prasasti Jakarta.