Hampir semua pemberitaan di media cetak dan online diramaikan dengan persoalan virus corona yang membuat saya pun kemudian terbawa untuk ikut menulis tentang topik hangat yang satu ini (disamping untuk tujuan pengetesan SEO atas keyword terpilih).
Sebagaimana diketahui bahwa WHO (World Health Organization) telah mengumumkan secara resmi pada tanggal 11 Februari 2020 bahwa nama penyakit yang dinyatakan bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, ini diberi nama “corona disease” atau “coronavirus disease 2019” atau “COVID-19.”
Bandingkan dengan penyakit SARS yang pernah melanda dunia pada tahun 2002. Waktu itu sebutan resminya adalah “SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)” sedangkan virus penyebab penyakit SARS itu disebut sebagai "SARS-CoV (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus)." Sehingga masuk akal jika pada kasus yang sekarang ini terjadi penyakitnya disebut saja sebagai “SARS-2” dengan virus penyebabnya “SARS-CoV-2.” Dari sini terlihat adanya hubungan yang erat antara kasus yang sekarang terjadi dengan kasus yang terjadi di tahun 2002 lalu : sama-sama penyakit SARS yang disebabkan oleh coronavirus.
Mengapa WHO Menyebut “COVID-19 Virus” dan Bukan “SARS-CoV-2” ?
“COVID-19” sendiri adalah singkatan dari “Coronavirus Disease-2019” sebagai nama penyakit yang disebut bersumber dari “COVID-19 virus” atau “the virus responsible for COVID-19”. Nama ini dipilih dan diumumkan secara resmi oleh WHO dibanding memakai istilah lain : penyakit “SARS-2” yang disebabkan oleh virus bernama “SARS-CoV-2.”
Tampaknya, WHO lebih memilih menggunakan istilah “COVID-19 virus” dibanding “SARS-CoV-2” (untuk membedakan dengan SARS pertama di tahun 2002) dengan tujuan untuk kepentingan komunikasi publik mengingat kasus SARS telah menyebabkan tingkat ketakutan yang tinggi terutama di wilayah Asia waktu itu. Disamping itu “COVID-19 virus” terdengar lebih mudah didengar bagi kalangan awam dibanding "SARS-CoV-2” dimana istilah ini lebih ditujukan bagi para ahli medis yang berkecipung di bidang per-virus-an. ICTV (the International Committee on Taxonomy of Viruses) sendiri sebagai komite yang memiliki otoritas mengatur klasifikasi taksonomi dan nomenklatur virus lebih memilih menggunakan istilah “SARS-CoV-2” sebagai penamaan virus baru yang diumumkan pada tanggal 11 Februari 2020. Hal ini guna menjaga kesinambungan dan konsistensi pelabelan karena secara genetis penyakit corona yang terjadi sekarang memiliki keterkaitan dengan SARS yang terjadi pada 2002.
Referensi :
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-the-virus-that-causes-it