Manakala
sedang berkunjung ke suatu kota tentu kita ingin melihat-lihat pemandangan kota
yang berdekatan dengan hotel menginap. Hal ini pula yang saya lakukan saat
berkunjung ke Johor Bahru, Johor, Malaysia dengan agenda utama mengantar anak
melakukan pengecekan kesehatan di KPJ
Puteri Specialist Hospital.
Manakala
keluar dari Hotel Bagus City yang berlokasi di 49, Jalan Wong Ah Fook, 80000
Johor Bahru, untuk mencari makan di kedai makan, saya penasaran dengan nama
jalan tersebut yang berbau Cina. Ada kemungkinan di daerah tersebut terdapat
suatu cerita sejarah yang memiliki kaitan dengan nama tersebut. Dan memang
benar, nama Wong Ah Fook sendiri berasal dari sebuah nama tokoh Cina yang
memiliki ikatan sejarah berdiri dan berkembangnya Johor Bahru, Malaysia.
Pada
saat hendak menuju Johor Bahru Chinese Heritage Museum, saya pun melewati suatu
lorong jalan yang dinamai seorang tokoh Cina yaitu Tan Hiok Nee. Tokoh ini
selain diabadikan dalam nama jalan pecinan di sudut kota Johor Bahru, kita juga
dapat membaca sedikit profil Tan Hiok Nee yang terpampang pada sebuah papan di
pinggir jalan yang namanya sama dengan nama dirinya.
Mengambil
sempena nama Tan Hiok Nee, peniaga Cina yang telah dianugerahkan panggilan
“Major China” oleh Sultan Abu Bakar pada tahun 1870 dan kemudian dikaruniakan
Dato. Awalnya ia adalah seorang penjual tekstil yang akhirnya berhasil menjadi
pedagang besar kain yang menguasai pasar pada jamannya. Ia juga ikut menjadi
petani dengan menanam lada hitam dan gambir di sepanjang Sungai Johor dari
mulai Kota Tinggi sampai ke pesisir Selat Tebrau yang menghadap Pulau Ubin. Ia
juga merupakan Ketua Kumpulan Kongsi Hgee Heng dari tahun 1863 sampai 1873.
Selain Johor Bahru Chinese Heritage Museum, terdapat beberapa
tempat menarik yang memiliki cerita bersejarah di sepanjang Jalan Tan Hiok Nee. Misalnya Kedai Makanan Sang Heng yang berada di ujung
timur Jalan Tan Hiok Nee atau berdekatan dengan Kantor Cabang OCBC. Di sini
terdapat makanan Cina, kway teow soup yang
dikabarkan telah dijual secara turun-temurun sejak tahun 1950-an. Para
pelanggannya rata-rata menyatakan bahwa cita rasa kway teow soup-nya tidak banyak
berubah sejak dahulu kala.
Selanjutnya
ada kafe unik bernama Merah Ice Store yang berdiri sejak 1986 dan dimiliki oleh
Hua Quan Sdn Bhd. Tepat di depan emperan kafe terdapat sebuah gerobak penjual
cendol bernama Chendol Sayang yang per porsi dibanderoal MYR 3.20 (kalau sambil
diputar lagu Cendol Dawet-nya Didi Kempot mungkin bakal lebih laris ini
dagangan…hehe).
Berikutnya
ada sebuah toko bakery tua bernama Hiap Joo Bakery yang disebut berdiri sejak
1919. Hiap Joo sendiri merupakan salah satu pabrik roti tradisional tertua di
Johor. Karena suasananya selalu ramai oleh pembeli maka ketika Anda hendak mencoba
menikmati roti pisang yang menjadi produk andalan mereka, diharapkan datang
pagi-pagi sekali guna menghindari antrian pembeli. Selain roti pisang (banana cake), toko ini juga menyediakan
produk lain seperti kacang merah, kacang tanah, kentang kari, gula mentega, dan
lain-lain.
Toast
and Coffee adalah salah satu coffee yang terlihat begitu crowded dan ramai oleh
kedatangan pengunjung saat itu yang ingin sarapan pagi di sana. Ruangan yang
luas dan banyaknya tempat duduk yang tersedia seakan tetap tidak mampu
menampung pelanggan setianya. Menu utama yang tersaji diantaranya salted egg
chicken rice dan toasts.
Pada
sudut lain terdapat sebuah restaurant bernama Jumpa Selalu yang kental sekali
dengan atribut bertulis huruf Mandarin dengan bangunan yang kelihatan
menonjolkan sebuah desain bangunan tua dengan sederetan jendela yang dibiarkan
terbuka menghadap ke arah jalan. Restaurant ini diklaim pemiliknya hanya menjual
produk halal dengan memampang plang bertuliskan “No Prok No Lard”.
keren
ReplyDelete