Hampir
saja lokasi museum ini terlewat saat menyusuri 42, Jalan Ibrahim, 80000 Johor
Bahru, Johor, Malaysia. Bangunannya sendiri tidak terlihat sebagaimana sebuah
museum karena berada di deretan ruko yang kanan kirinya kebanyakan merupakan
toko-toko jualan.
Untungnya
kami sempat berhenti tepat di depan museum dan menanyakannya kepada seorang
ibu-ibu paruh baya yang sedang menyapu di depan museum. Dan surprise-nya lagi,
beliau ternyata masih punya darah Indonesia karena keluarganya berasal dari
Surabaya, Jawa Timur. Ia bertugas mengurus kebersihan museum secara keseluruhan
karena sempat juga melihat aktivitasnya saat kami mengelilingi ruangan di
dalam.
Bangunan
museum berwarna putih itu terdiri dari 4 (empat) lantai dengan jam buka mulai
pukul 09.00 pagi sampai dengan 05.00 sore (hari Senin tutup). Tiket masuk
dipatok sekitar MYR 5.00 (kurang lebih Rp 17.500,00) per orang. Keberadaan
museum ini sebenarnya sudah sangat lama namun baru diresmikan oleh Pemerintah
Johor pada tahun 2009.
Di
lantai 1 (satu) terdapat meja petugas dimana kita akan membayar tiket masuk. Di
lantai ini diperkenalkan kronologi atau histori kedatangan bangsa Cina ke Johor
Bahru yang terpampang pada sejumlah display yang ada. Sementara di lantai 2 (dua)
dan 3 (tiga) kita bisa melihat berbagai benda-benda koleksi peninggalan bangsa
Tionghoa saat mereka menginjakkan kaki dan beraktivitas di Johor Bahru. Pada
lantai 4 (empat) atau roof top
dipakai khusus untuk ruang eksebisi atau pameran seperti Exhibition on Gambier & Pepper yang pernah dilaksanakan pada
tahun 2015.
Meskipun
museum ini tidak terlalu besar karena hanya menempati sebuah ruko berlantai 4 (empat)
namun koleksi benda peninggalan sejarah yang ada termasuk komplit dan ditata
sedemikian rupa sehingga tetap enak dilihat oleh pengunjung. Uniknya, sistem
penerangan antar satu ruangan dengan ruangan lain menggunakan sistem sensor
otomatis dimana lampu ruangan hanya akan menyala apabila terdeteksi pergerakan
manusia. Sebuah kombinasi antara desain museum yang lekat dengan masa lampau
dengan peradaban sederhana dengan kemajuan teknologi jaman “now” yang canggih.
Beberapa
koleksi yang bisa kita dapati di museum tersebut antara lain buah kemiri dan
gambir, peralatan pemungut getah, peralatan rumah tangga jaman dahulu, mata
uang Cina, passport, buku perobatan Cina, sempoa, alat musik Cina, mangkok
nasi, buku almanak Cina, dan lain-lain.
Nah,
bagi Anda yang tertarik untuk mempelajari sejarah kebudayaan Cina dan aktivitas
mereka saat memasuki Johor Bahru, silakan mengunjungi museum yang satu ini. Anda
bisa masuk dari sisi depan bangunan yang menghadap Jalan Ibrahim, atau melalui
pintu belakang yang menghadap ke Jalan Tan Hiok Nee.