Mendengar
istilah plaza biasanya akan tergambar dalam benak sebagai sebuah pusat
perbelanjaan modern yang berada pada sebuah kompleks bangunan yang luas dan
memiliki sejumlah lantai dengan berbagai tenant yang menghuni bangunan
tersebut.
Namun
bagaimana jika terdapat sebuah plaza yang berada di lokasi pendidikan tinggi
seperti kampus ?. Dan tempat yang dinamai plaza ini benar-benar ada di sebuah
kampus di Kota Bandung, tepatnya di Institut Teknologi Bandung yang berlokasi
di Jalan Ganesha No 10.
Sebuah
monumen setinggi kurang lebih tinggi badan orang dewasa dapat dijumpai di
tengah-tengah kampus ITB yang dinamai Plaza Widya Nusantara. Ditandatangani
oleh Prof Wiranto Arismunandar (Rektor ITB masa jabatan tahun 1988 sd 1997)
pada tanggal 28 Desember 1996, tertera beberapa baris kalimat yang digoreskan
pada monumen tersebut dengan bunyi sebagai berikut :
supaya kampus ini menjadi tempat anak bangsa menimba ilmu, belajar
tentang sains, seni, dan teknologi;
supaya kampus ini menjadi tempat bertanya, dan harus ada jawabnya;
supaya kehidupan kampus ini membentuk watak dan kepribadian;
supaya lulusannya bukan saja menjadi pelopor pembangunan, tetapi juga
pelopor persatuan dan kesatuan bangsa
Plaza
Widya Nusantara atau disingkat sebagai Plawid merupakan
sebuah lokasi yang berada di tengah-tengah kompleks kampus ITB di Jalan Ganesha
No 10 Bandung. Sebelum dibangun menjadi seperti sekarang dimana pada sisi kanan
dan kirinya berdiri Gedung Labtek, lokasi ini merupakan bekas lapangan yang
digunakan sebagai tempat berolahraga. Setelah dilakukan pembangunan, titik
tengah dari kompleks ITB ini menjadi semacam pusat dari segala aktivitas sosial
dari mahasiswa dan mahasiswi yang menuntut ilmu di sana. Terdapat kolam air
mancur dengan gambar peta Indonesia yang berada di dasar kolam (sehingga sering
disebut sebagai Intel alias kependekkan dari ‘Indonesia Tenggelam’).
Bangunan
ikonik yang mengapit Plaza Widya Nusantara tentu saja adalah Gedung Laboratorium
Teknologi atau yang lebih dikenal dengan Gedung Labtek. Jika melangkah dari
arah gerbang utama di sebelah selatan menuju ke arah utara, maka masing-masing
akan dijumpai 2 (dua) bangunan di sisi kiri dan 2 (dua) bangunan di sisi kanan yang
tipikalnya identik sehingga terdapat 4 (empat) bangunan kembar. Pada sisi
sebelah kanan terdapat Gedung Labtek VII dan Labtek VIII, sedangkan di sisi
sebelah kiri terdapat Gedung Labtek V dan Labtek VI.
Gedung
yang pertama kali dibangun dan selesai paling awal adalah Gedung Labtek V yang
digunakan sebagai tempat perkuliahan bagi mahasiswa Program Studi Teknik
Elektro, Program Studi Teknik Tenaga Listrik, Program Studi Teknik
Telekomunikasi, Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi, dan Program Studi
Informatika. Sejak tahun 2008, gedung ini kemudian diberi nama Gedung Benny
Subianto.
Selanjutnya,
di sisi utara dari Gedung Labtek V, berdiri Gedung Labtek VI yang juga dibangun
pada tahun yang sama dengan Gedung Labtek V. Bangunan ini digunakan sebagai
tempat mahasiswa menuntut ilmu di Program Studi Fisika Teknik dan Program Studi
Teknik Kelautan. Sama dengan penamaan pada Gedung Labtek V, gedung ini pun
kemudian diberi nama namun beda tokoh yaitu TP Rachmat.
Selanjutnya,
selang 2 (dua) tahun sejak selesainya pembangunan Gedung Labtek V dan Labtek
VI, dibangunlah di sisi timurnya 2 (dua) bangunan kembar identik yang awalnya
diberi nama Gedung Labtek VII dan Labtek VIII sebelum kemudian disebut dengan
Gedung Yusuf Panigoro (Labtek VII) dan Gedung Achmad Bakrie (Labtek VIII)
dimana Labtek VII dipakai untuk kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa Program
Studi Sains dan Teknologi Farmasi, serta Program Studi Farmasi Klinik dan
Komunitas, sedangkan Labtek VIII dipakai untuk Kantor TU Sekolah Teknik Elektro
dan Informatika dan Kantor TU Fakultas MIPA.
Bagi yang ingin bernostalgia
dengan suasana Gedung Labtek saat dulu menuntut ilmu di ITB, Anda dapat
mengunjungi dan mengeksplor kembali sudut-sudut bangunan yang ada di sana.
Meski bangunan itu hanya diam membisu namun dinding-dindingnya mungkin akan bercerita
masa lalu seandainya ia mampu berbicara.