Rangkaian
Bandung Explorer selama 2 (hari),
24-25 Agustus 2019, saya tutup dengan kunjungan ke sebuah rumah yang memiliki
nilai sejarah tinggi yaitu Rumah Inggit Garnasih yang berada di Jalan Inggit
Garnasih No 174, Kota Bandung.
Kota
Bandung selain memiliki ITB sebagai salah satu jejak sejarah keberadaan
Soekarno di kota itu, juga memiliki situs peninggalan sejarah lain yang tak
kalah pentingnya yaitu Rumah Bersejarah Inggit Garnasih. Tentang siapa itu
Inggit Garnasih sudah saya tulis sekilas di artikel ini,
namun akan saya bahas lebih detail berdasarkan sumber tambahan, salah satu
referensinya adalah berasal dari Rumah Bersejarah Inggit Garnasih ini.
Pada
batu prasasti yang terdapat di pelataran rumah disebutkan bahwa tempat ini
disebut secara resmi sebagai Rumah Bersejarah Inggit Garnasih. Dibangun pada
tahun 1920 oleh biro arsitek bernama Gemeente Bandoeng dengan fungsi rumah
tinggal dimana ditinggali oleh pasangan Soekarno-Inggit Garnasih selama 8
(delapan) tahun sebelum pada akhirnya ditinggal pergi karena Soekarno harus
menjalani pembuangan ke Ende, Flores. Bangunan ini selanjutnya ditetapkan
sebagai cagar budaya sesuai Perda Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2018.
Rumah
tersebut berada tak jauh dari persimpangan Jalan Inggit Garnasih (sebelumnya
Jalan Ciateul) dan Jalan Otto Iskandardinata, Bandung, atau berjarak kurang
lebih 3 (tiga) kilometer dari Masjid Agung Bandung. Penggantian nama Jalan
Ciateul menjadi Jalan Inggit Garnasih sendiri terjadi pada tahun 1997
bertepatan dengan pemberian Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama
berdasarkan Keputusan Presiden RI No 073/TK/1997 tertanggal 11 Agustus 1997.
Di
depan rumah berdiri tiang bendera merah putih sehingga memudahkan pengunjung
menemukan lokasi rumah mungil ini. Terdiri dari beberapa ruangan dimana hampir
di setiap ruangan tersebut terdapat foto-foto Inggit Garnasih dan juga
Soekarno. Terdapat sebuah ruangan khusus yang terdapat replika alat pipisan jamu
yang terbuat dari batu (benda aslinya sendiri, termasuk barang-barang asli
milik Inggit dalam penguasaan keturunan atau ahli waris).
Sebagai
informasi bahwa ketika Soekarno dijebloskan ke penjara Banceuy dan Sukamiskin,
Inggit Garnasih berjuang memenuhi kebutuhan ekonomi mereka berdua dengan cara
membuat jamu dengan ramuan tangan Inggit sendiri. Sampai kemudian rumah ini
harus dijual guna menambah perbekalan modal ekonomi saat Inggit harus
mendampingi Soekarno dalam pengasingan ke Ende, Flores. Akibat prahara rumah
tangga yang dialaminya saat Soekarno menikahi Fatmawati, gadis Bengkulu yang
ditemuinya selama pengasingan keduanya di sana setelah Ende, rumah ini kemudian
ndilalah ditempati kembali untuk
kedua kalinya oleh Inggit dimana sebelum berangkat ke Ende, rumahnya masih
berbentuk rumah panggung.
Pasca
bercerai dengan Soekarno, atas prakarsa Asmara Hadi yang dibantu kawan-kawan
seperjuangannya seperti Winoto, Supardi, SK Trimurti, Gatot Mangkoepradja, AM
Hanafi, dan lain-lain, dikumpulkanlah dana untuk membelikan rumah bagi Inggit sebagai
tempat tinggal barunya. Di sinilah sejarah seperti berulang dimana ternyata
tanah dan bangunan yang dibeli tersebut merupakan lokasi dimana dulu berdiri
rumah panggung tempat Inggit dan Soekarno tinggal bersama. Proses pembangunan
kembali rumah tersebut dipercayakan kepada Sugiri. Sejak itulah Inggit tinggal
di sini sampai masa akhir hayatnya.
Bagi Anda yang ingin melihat rumah bersejarah tersebut dapat langsung menuju ke sana dengan tanpa biaya masuk alias gratis (hanya diminta mengisi buku tamu). Jika rumah dalam kondisi pintu tertutup, ketok saja, nanti ada petugas yang akan membuka dan menyalakan lampu ruangan. Anda dapat menanyakan segala sesuatu tentang keberadaan rumah tersebut beserta sejarah kehidupan Inggit Garnasih kepada petugas yang menjaganya.
Bagi Anda yang ingin melihat rumah bersejarah tersebut dapat langsung menuju ke sana dengan tanpa biaya masuk alias gratis (hanya diminta mengisi buku tamu). Jika rumah dalam kondisi pintu tertutup, ketok saja, nanti ada petugas yang akan membuka dan menyalakan lampu ruangan. Anda dapat menanyakan segala sesuatu tentang keberadaan rumah tersebut beserta sejarah kehidupan Inggit Garnasih kepada petugas yang menjaganya.