Keberadaan
masjid yang satu ini sebenarnya bukan hal asing bagi saya karena sewaktu lokasi
kantor masih di Mampang Prapatan, saya dan kawan-kawan kantor sering memakai
masjid ini sebagai tempat kegiatan ibadah sholat, terutama waktu dzuhur dan
Jum’atan.
Nama
masjidnya adalah Masjid Al-Istikmal yang dibangun pada tahun 1986 di atas lahan tanah seluas kurang lebih
1.385 meter persegi dimana 1.750 meter persegi digunakan sebagai bangunan utama
masjid. Keberadaan masjid ini merupakan salah satu amal jariyah dari seorang
wakif. Semoga amal jariyahnya tersebut akan terus mengalir dan mengantarkannya
ke surga-Nya yang kekal dan abadi. Dari Jabir bin ‘Abdillah ra, Rasulullah SAW
bersabda, “Barang siapa yang membangun
masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih
kecil, maka Allah akan membangun baginya (rumah) seperti itu di surga” (HR
Ibnu Majah).
Bagi Anda yang sedang bepergian di daerah Mampang Prapatan dan ingin mampir mencari tempat sholat, Anda bisa mengunjungi masjid ini yang beralamat di Jl Mampang Prapatan XVI No 7 RT 01/03, Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Jika menggunakan moda transportasi Transjakarta dari arah Kuningan atau Ragunan, Anda cukup turun di Halte Duren Tiga lalu keluar halte menuju sisi kanan Jl Mampang Prapatan jika kedatangan Anda dari arah Kuningan. Tepat di depan gang atau jalan masuk dari Jl Mampang Prapatan akan dijumpai plang besar bertuliskan Masjid Al-Istikmal. Dari kejauhan akan terlihat bentuk masjid dengan kubah besar berwarna hijau dan menara tinggi di sampingnya.
Memasuki ruangan masjid, Anda akan disuguhi tempat sholat yang cukup lapang yang dapat menampung sekitar 1.500 jamaah sekaligus. Dinding masjid didominasi perpaduan warna hijau dan kuning yang mengingatkan saya akan warna masjid yang banyak ditemui di daerah Melayu seperti di Provinsi Riau atau Kepulauan Riau.
Sebagaimana desain masjid pada umumnya, terdapat kubah besar di tengah-tengah bangunan masjid dimana jika dilihat dari dalam, kubah tersebut terbagi menjadi 8 (delapan) segmen yang diberi warna kuning dan sekat hijau pada setiap segmennya. Kolom-kolom tiang penyangga kubah melingkar pada 8 (delapan) titik yang dibalut dengan warna hijau. Pada setiap kolom di lantai 2 (dua) dihubungkan dengan railing besi sebagai pembatas pengaman bagi jamaah yang ingin beribadah di lantai atas. Tepat di tengah-tengah pusat diameter kubah terdapat juluran besi penggantung yang menahan lampu kristal gantung di bawahnya.
Kekurangan dari masjid ini hanya pada tempat parkir kendaraan yang terbilang sangat sempit dan untuk sampai ke lokasi pun harus melalui gang yang cukup hanya muat 1 (satu) mobil saja sehingga sulit bagi kendaraan roda 4 (empat) untuk keluar masuk ke tempat tersebut.
Bagi Anda yang sedang bepergian di daerah Mampang Prapatan dan ingin mampir mencari tempat sholat, Anda bisa mengunjungi masjid ini yang beralamat di Jl Mampang Prapatan XVI No 7 RT 01/03, Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Jika menggunakan moda transportasi Transjakarta dari arah Kuningan atau Ragunan, Anda cukup turun di Halte Duren Tiga lalu keluar halte menuju sisi kanan Jl Mampang Prapatan jika kedatangan Anda dari arah Kuningan. Tepat di depan gang atau jalan masuk dari Jl Mampang Prapatan akan dijumpai plang besar bertuliskan Masjid Al-Istikmal. Dari kejauhan akan terlihat bentuk masjid dengan kubah besar berwarna hijau dan menara tinggi di sampingnya.
Memasuki ruangan masjid, Anda akan disuguhi tempat sholat yang cukup lapang yang dapat menampung sekitar 1.500 jamaah sekaligus. Dinding masjid didominasi perpaduan warna hijau dan kuning yang mengingatkan saya akan warna masjid yang banyak ditemui di daerah Melayu seperti di Provinsi Riau atau Kepulauan Riau.
Sebagaimana desain masjid pada umumnya, terdapat kubah besar di tengah-tengah bangunan masjid dimana jika dilihat dari dalam, kubah tersebut terbagi menjadi 8 (delapan) segmen yang diberi warna kuning dan sekat hijau pada setiap segmennya. Kolom-kolom tiang penyangga kubah melingkar pada 8 (delapan) titik yang dibalut dengan warna hijau. Pada setiap kolom di lantai 2 (dua) dihubungkan dengan railing besi sebagai pembatas pengaman bagi jamaah yang ingin beribadah di lantai atas. Tepat di tengah-tengah pusat diameter kubah terdapat juluran besi penggantung yang menahan lampu kristal gantung di bawahnya.
Kekurangan dari masjid ini hanya pada tempat parkir kendaraan yang terbilang sangat sempit dan untuk sampai ke lokasi pun harus melalui gang yang cukup hanya muat 1 (satu) mobil saja sehingga sulit bagi kendaraan roda 4 (empat) untuk keluar masuk ke tempat tersebut.