Roti prata memiliki sejarah yang cukup panjang
mengingat jenis makanan ini sebenarnya bukanlah makanan asli Indonesia.
Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa roti
prata atau sering juga disebut dengan roti canai atau roti cane atau roti konde
atau roti mariyam, berasal dari negeri India ketika terjadi pergerakan muslim
India ke wilayah Kesultanan Aceh sekitar abad ke-17. Canai sendiri dapat
diartikan merujuk pada sebuah kota di India bernama Chennai.
Secara umum roti prata ini mudah dijumpai di
wilayah Sumatera terutama di Aceh, Sumatera utara, dan Sumatera Barat. Tidak ketinggalan
pula di wilayah Kepulauan Riau, masyarakatnya sudah cukup familiar dengan roti
yang satu ini.
Roti ini terbuat dari bahan olahan tepung dan
minyak susu serta digoreng di atas Trava. Olesan minyaknya sendiri lebih
dominan dibanding roti pratanya sendiri dimana dalam proses pembuatannya
biasanya harus digeprek dan dibanting-banting berkali-kali sehinga menghasilkan
bentuk yang pipih serta tipis. Anda bisa memesan versi “kosongan” dalam arti
tidak memakai kuah, namun umumnya roti ini dihidangkan bersama-sama kari
kambing berkuah.
Salah satu tempat favorit masyarakat Batam terutama
yang tinggal di sekitar Kecamatan Sekupang, Kota Batam adalah Prata Waroeng
8 yang berada di Tiban Center. Anda yang sudah lama tinggal di sana pasti
kenal dengan tempat yang satu ini. Namun entahlah, apakah warung ini memiliki
afiliasi dengan Amir Prata yang kabarnya juga berlokasi di Tiban Center, mengingat nama Amir Prata telah lebih duluan terkenal sebagai "legenda" prata di kawasan tersebut.
Prata Waroeng 8 yang merupakan cabang dari
Belakang Padang buka mulai dari pagi hari sampai malam. Jangan ditanya jika pas
akhir pekan, warung ini dipastikan selalu dipadati pengunjung. Menu utama andalan selain prata adalah mie lendir atau mie kuah pekat yaitu mie
yang di siram dengan kuah kacang yang kental. Sementara untuk minumannya
sendiri, patut dicoba teh tarik yaitu hidangan segelas teh khas melayu
(bisa panas atau dingin) dengan aroma dan rasanya yang begitu menggoda lidah.