Masjid
Istiqlal yang diarsiteki oleh Frederich Silaban itu dibangun dengan bahan
konstruksi yang terlihat sangat kokoh dan kuat namun dengan tetap memperhatikan
unsur estetika yang menawan.
Konstruksi
bangunan didominasi batuan marmer terutama pada bagian kolom, lantai, dinding,
dan tangga masjid. Beberapa bagian dibalut dengan bahan stainless steel seperti pada kolom utama, kubah, puncak menara,
plafon, dinding, tempat wudhu, dan pagar keliling halaman.
Ruang
sholat Masjid Istiqlal memiliki daya tampung sekitar 200.000 orang yang terbagi
menjadi : ruang shalat utama dan balkon serta sayap yang berdaya tampung 61.000
orang, ruang pada bangunan pendahuluan yang dapat menampung 8.000 orang, ruang
teras terbuka di lantai 2 yang memuat 50.000 orang, serta koridor dan tempat
lainnya mampu memuat 81.000 orang. Sementara daya tampung parkir kendaraan
mencapai 800 unit.
Bangunan masjid berada di sebuah taman seluas sekitar 4 ha yang diberi nama sesuai dengan nama pepohonan yang dominan berada di lokasi tersebut.
Bangunan masjid berada di sebuah taman seluas sekitar 4 ha yang diberi nama sesuai dengan nama pepohonan yang dominan berada di lokasi tersebut.
Taman dan
pepohonan ini berfungsi penting sebagai paru-paru kota dimana polusi kendaraan
dapat menganggu kesehatan warganya jika tidak ada pepohonan yang menyerap asap
berbahaya dari knalpot kendaraan itu.
Bangunan utama
masjid memiliki panjang dan lebar sekitar 100 x 100 meter dengan tinggi sekitar
60 meter. Lantai pertama masjid
digunakan untuk aktivitas administrasi perkantoran, ruang pertemuan, tempat instalasi
AC sentral dan listrik, kamar mandi, toilet dan tempat wudhu. Sedangkan lantai
dua digunakan sebagai tempat shalat tambahan apabila lantai satu sudah penuh
dengan jamaah terutama pada momen saat shalat Iedul Fitri dan Iedul Adha.
Kubah
masjid yang memiliki diameter sekitar 45 meter terbuat dari rangka baja atau stainless steel yang didatangkan dari
Jerman Barat dengan berat sekitar 86 ton. Diameter kubah 45 meter tersebut menjadi
simbol tahun kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu tahun 1945.
Pada bagian bawah di
sekeliling tepi kubah dihiasi kaligrafi berupa Surat Yassin yang ditulis oleh KH
Fa’iz, seorang ahli kaligrafi dari Jawa Timur.
Kubah bagian dalam ini ditopang
dengan 12 kolom berdiameter sekitar 2,6 meter dan tinggi 60 meter dimana angka
12 melambangkan simbol tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu 12 Rabi’ul
Awal.
Gedung
pendahuluan memiliki tinggi sekitar 52 meter dengan ukuran panjang dan lebar
sekitar 52 x 27 meter. Pada bagian ini terdapat 5 (lima) lantai yang terletak
di belakang gedung utama dan diapit oleh 2 (dua) sayap teras. Fungsi utama dari
gedung ini adalah sebagai ruangan penghubung menuju gedung utama disamping juga
digunakan sebagai ruangan perluasan tempat shalat bila gedung utama penuh.
Teras
raksasa dengan pemandangan
keluar memiliki luas 29.800 m2 yang terletak di sebelah kiri
dan belakang gedung utama. Teras terbuka ini ditujukan untuk menampung jamaah yang
meluber terutama pada saat shalat Iedul Fitri dan Iedul Adha.
Teras terbuka ini
juga dapat dipakai sebagai tempat acara-acara keagamaan yang memerlukan tempat
yang luas seperti MTQ atau latihan manasik haji.
Menara
masjid memiliki ketinggian sekitar 6.666 centimeter atau 66,66 meter dengan
diameter 5 meter. Di atasnya terdapat speaker atau pengeras suara yang dapat
menyiarkan suara adzan dan iqomah ke berbagai sudut di kawasan sekitar Masjid
Istiqlal. Puncak menara yang meruncing dibuat dengan lubang-lubang yang terbuat
dari rangka baja tipis. Angka 6.666 merupakan simbol dari jumlah ayat yang terkandung
dalam Al-Qur’an.
Lantai
dasar dan tangga masjid ditutupi dengan bahan marmer seluas 25.000 m2 yang
dapat menunjang penggunaan ruangan untuk sarana perkantoran. Tangga menuju
lantai shalat utama berjumlah sebanyak 11 unit yang dikelompokkan dalam tangga
utama yaitu 1 unit terletak pada sisi utara gedung induk, 1 unit di gedung
pendahuluan dan 1 unit lainnya berlokasi di bagian emper selatan menuju lantai
utama. Disamping itu terdapat 4 unit tangga dengan ukuran lebar 3 meter yang berlokasi
di setiap pojok gedung utama.
Pada bulan puasa Ramadhan, masjid ini dipastikan selalu dipenuhi jamaah baik di pagi, siang, dan malam hari. Jika Anda bepergian ke sini pada hari-hari biasa, Anda bisa menyusuri lorong-lorong dan koridor Masjid Istiqlal yang tempatnya dapat juga dijadikan sebagai tempat beristirahat sejenak dari kebisingan kota Jakarta.
Duduk bersender pilar atau sambil merebahkan diri di sini terasa sangat nyaman apalagi jika dibarengi angin sepoi-sepoi yang sejuk. Dengan background pilar bangunan yang berderet rapi dan pantulan sinar matahari dari luar, berfoto di sini juga dijamin akan mendapatkan efek gambar yang mengesankan.