Banyak
hikmah di balik kisah kehidupan Nabi SAW maupun sahabat-sahabatnya semasa
beliau masih hidup, salah satunya adalah kisah seorang laki-laki penghafal
Al-Qur’an yang di penghujung hidupnya keluar dari Islam !.
Laki-laki
itu dengan gagah berani menerjang gempuran musuh saat tentara Romawi berusaha
mendesak pasukan muslim. Ia adalah seorang lelaki tegap dan kuat serta memiliki
keistimewaan yang jarang dimiliki tentara Islam lainnya yaitu sebagai penghafal Al-Qur’an. Amazing bukan !.
Nama lengkapnya
adalah ‘Abdah bin ‘Abdurrahim. Ia adalah salah satu generasi tabi’in yang
keimananannya tidak diragukan lagi. Adakah ganjaran apa yang lebih tinggi
dibandingkan seorang hafidz Qur’an ?. Dia pun dikenal sebagai sahabat yang
cerdas karena keilmuannya, kuat ibadahnya dan rajin puasanya.
Namun
tak dinyana, akhir hayatnya berujung pada musibah keimanan. Ia mati dalam
kondisi keluar dari dien Islam. Hafalan Qur’annya rontok dan hanya tersisa 2
(dua) ayat saja !. Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi pada diri seorang hafidz
Qur’an ?. Mengapa keimanannya begitu mudah terkoyak ?. Peristiwa apakah yang
membuatnya mati sia-sia ?. Ikutilah tulisan selanjutnya di bawah ini.
Ketika
kilatan pedangnya masih berkilau terkena pancaran sinar matahari di
tengah padang pasir yang kering kerontang dan belum hilang bekas merah darah
bekas pertempurannya dengan tentara Romawi, tak disangka tak diduga, matanya
tertuju pada sosok seorang wanita Romawi di dalam benteng yang sedang dikepung
tentara muslim. Seorang perempuan cantik berambut pirang yang seketika
itu membuat jantung ‘Abdah berhenti berdetak. Aliran darah seakan berhenti
mengalir menyaksikan kecantikan wanita itu. Begitu dahsyatnya pandangan pertama
membuat dirinya langsung lupa diri, termasuk lupa dengan agamanya. Ia tersihir dengan pesona
wanita yang begitu memikat hati para pria.
Tidak
tahan menyimpan rasa cintanya, ‘Abdah lalu mengirimkan surat kepada wanita itu
yang isinya secara umum menanyakan bagaimana caranya agar ia bisa sampai ke
pangkuannya. Lalu dengan tipu daya yang cukup lihai, perempuan itu membalas surat
‘Abdah dengan rayuannya, “Kakanda, engkau
bisa memilikiku namun dengan syarat engkau harus keluar dari agamamu !”.
Begitulah syarat yang diberikan wanita itu kepada ‘Abdah.
Akibat
nafsu syahwat yang tidak dibungkus dengan nilai-nilai Islam, ‘Abdah sampai nekad menggadaikan agamanya, imannya lepas satu per satu. Kejadian ini termaktub dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 7, “Allah
telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka
ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat”.
Maka
menikahlah ‘Abdah di dalam benteng Romawi dengan wanita berambut pirang itu. Kaum muslimin yang sedang berperang
sangat terguncang dengan perubahan sikap ‘Abdah. Bagaimana mungkin seorang hafidz Qur’an
meninggalkan agama Allah dengan begitu mudahnya ?. Ketika seseorang membujuknya
untuk kembali kepada dienullah dengan
diberikan pertanyaan, “Dimana Al-Qur’an
yang dulu engkau hafalkan ?”. Ia hanya menjawab, “Aku telah lupa semua isi Al-Qur’an kecuali 2 (dua) ayat aja”.
Sahabat-sahabatku, selalulah berdoa agar kita diberikan kekuatan iman sampai nyawa lepas dari raga, sebagaimana Nabi Yusuf berdoa agar diwafatkan dalam keadaan Islam dan bergabung dengan orang-orang shaleh.
Sahabat-sahabatku, selalulah berdoa agar kita diberikan kekuatan iman sampai nyawa lepas dari raga, sebagaimana Nabi Yusuf berdoa agar diwafatkan dalam keadaan Islam dan bergabung dengan orang-orang shaleh.