Jika
mengunjungi KRB (Kebun Raya Bogor), Anda akan dapat menjumpai pohon-pohon
menjulang tinggi dengan usia yang cukup tua. Salah satunya yang dapat disaksikan
sampai saat ini adalah pohon kapuk randu.
Dari
informasi yang diperoleh dari papan petunjuk, diketahui bahwa pohon kapuk randu
(Ceiba pentanara Gaertn) banyak tumbuh di pesisir utara Jawa pada
ketinggian sekitar 300 m di atas permukaan laut dan curah hujan 1500 sd 3000 mm
per tahun. Pohon ini dari sejarahnya diketahui berasal dari Amerika Selatan,
Amerika Tengah, Karibia, dan Afrika, dimana pertumbuhannya sangat baik di
daerah tropis termasuk di Indonesia .
Ketinggian pohonnya dapat mencapai
20 meter dengan diameter batang 50 cm, bahkan bisa mencapai 3 meter.
Untuk dapat memproduksi buah kapuk
dibutuhkan tanah yang cukup subur, dalam, dan gembur. Serat buahnya antara lain
dipakai sebagai pengisi kasur dan bantal. Kulit pohonnya berguna sebagai obat
untuk berbagai macam penyakit seperti penderita kesulitan kencing, asma, batuk,
disentri, dan lain-lain. Daun kapuk muda, bunga dan buah kapuk muda dapat
dikonsumsi sebagai sayuran sedangkan buah polongnya yang masih sangat muda
menjadi makanan favorit orang Jawa.
Selain bernilai ekonomis, pohon ini juga
dapat berfungsi sebagai tanaman penghijauan serta sebagai penahan erosi tanah.
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah menjadi penghasil kapuk randu terbesar
sebelum Perang Dunia I dimana sekitar 60 persen-nya disumbangkan oleh pohon
kapuk randu yang tumbuh di Pulau Jawa. Di wilayah Asia, pohon ini menyebar di India,
Indonesia, Thailand, dan Philipina.
Akibat perkembangan waktu, pohon
yang dulu biasanya banyak ditemukan di pinggir jalanan pedesaan ini lambat laun
mulai hilang karena ditebang. Salah satunya banyak digunakan sebagai bahan
bangunan.