Pada
tanggal 8 Desember 1941 pemerintah Belanda mengumumkan perang terhadap Jepang
namun demikian pada tanggal 10 Januari 1942 Jepang berhasil menaklukkan Belanda
di Indonesia menyusul kemenangan Jepang di Malaysia, Singapura, dan Hongkong.
Pasca
keberhasilan tentara Jepang menguasai Sumatera dan Jawa pada bulan Februari dan
Maret 1942, dan penyerahan tanpa syarat Belanda di Kalijati pada tanggal 8
Maret 1942, Jepang yang mengaku-ngaku sebagai “saudara tua” bangsa Indonesia
segera mencanangkan proyek propaganda. Salah satu slogan yang terkenal adalah “Gerakan
Tiga A” yaitu “Jepang Pemimpin Asia”, “Jepang Pelindung Asia”, dan “Jepang
Cahaya Asia”. Tujuannya agar rakyat Indonesia mendukung kepentingan Jepang
dalam Perang Pasifik guna mengusir Belanda dari tanah air. Maka berbeda dengan
kebanyakan invasi yang terjadi di berbagai negara, di Indonesia, kedatangan
Jepang relatif disambut dengan baik oleh rakyat Indonesia karena berpikiran
bahwa Jepang akan dapat membebaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman penjajahan
Belanda.
Untuk memuluskan propaganda
tersebut Jepang membentuk Departemen Propaganda atau Sendenbu sementara organisasi-organisasi propaganda lainnya
dibentuk secara lebih khusus dengan menggunakan media radio, film, surat kabar,
dan seni. Jepang misalnya mendirikan Jawa Hōsō Kanrikoru, Jawa Shinbunkai, Nihon
Eigasha Nichi’ei, dan Jawa Engeki Kyōkai.
Jepang juga membentuk PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) dan Keimin Bunka Shidōsho.
Berikut ini adalah sejumlah
poster propaganda Jepang saat berada di Indonesia yang diabadikan di Museum
Joang 45 Jakarta :