Dalam
konstelasi perjalanan politik bangsa mungkin baru kali ini terjadi rapat
politik terbesar dalam sejarah perpolitikan Indonesia, tepatnya saat
dilaksanakannya kampanye akbar calon presiden dan wakil presiden RI periode
2019-2024 nomor urut 2 yaitu Prabowo – Sandi.
Sebenarnya
dari dulu saya tidak begitu tertarik menghadiri kampanye-kampanye terbuka dari
para calon presiden maupun legislatif. Disamping menghabiskan waktu dan energi
yang besar, model-model kampanye terbuka seringkali identik dengan perilaku
para peserta kampanye yang ugal-ugalan misalnya dengan menyetel knalpot motor agar
terdengar menggelegar, ditambah dengan terganggunya arus lalu-lintas karena
ketidakpatuhan massa kampanye saat berkendara, plus perilaku-perilaku lain yang
tak pantas dilakukan dengan tidak menghargai kepentingan masyarakat umum
lainnya.
Namun
berbeda dengan yang terjadi pada kampanye akbar Prabowo – Sandi yang coba saya
ikuti pada tanggal 7 April 2019 di Stadion GBK (Gelora Bung Karno) Jakarta.
Niat utamanya sebenarnya hanya karena ingin mendokumentasikan perilaku para
peserta kampanye (human interest
photography) yang pastinya akan sangat menarik untuk diabadikan.
Maka
berbekal perangkat android yang saat ini saya pakai dan biasa digunakan untuk
mengambil foto-foto traveling, mulailah petualangan mengabadikan momen
bersejarah itu saya jalani. Xiaomi Mi Max 2 berkapasitas baterai jumbo (5.300
mAh) plus tongsis monopod menjadi “senjata” andalan yang sudah saya persiapkan.
Setelah menyempatkan diri mengisi perut dengan memesan ketupat sayur di sebelah
Gelael Tebet, meluncurlah saya pagi itu menuju TKP dengan menunggangi Vario
milik driver Grab Bike.
Sekitar
pukul 06.30 WIB saya tiba di lokasi Stadion GBK (Gelora Bung Karno). Massa
peserta kampanye sudah memenuhi stadion karena mereka sudah datang lebih dahulu
sejak semalam terutama yang berasal dari luar daerah Jakarta. Rangkaian
acaranya sendiri juga sudah dimulai sejak pagi buta yaitu pelaksanaan sholat
Subuh berjamaah.
Meskipun
terlambat namun saya berhasil masuk ke tengah-tengah lautan massa di tengah
stadion dengan beringsut pelan-pelan sampai akhirnya dapat mendekati panggung
utama. Meskipun massa di kanan kiri dan depan belakang sangat padat namun alhamdulillah tidak ada kesulitan yang
berarti dalam menembus kerumunan massa yang sudah ada di tengah-tengah stadion.
Hal ini dipermudah karena lautan massa itu mau memberikan jalan bagi siapa saja
yang ingin lewat di depannya. Dan hampir tidak ada kekhawatiran sama sekali
bahwa massa akan rusuh atau terjadi dorong-mendorong. Tidak pula ada rasa
kecurigaan apabila dompet atau barang berharga yang dibawa akan diincar
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Saya percaya bahwa yang datang pada
acara itu adalah saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang memiliki niat
baik yang sama.
Maka
meskipun lautan massa berkumpul sampai jumlah yang sulit dihitung (beberapa
sumber menyatakan mencapai lebih dari satu juta manusia), tidak ada insiden yang
terjadi dalam acara tersebut. Berbagai foto yang berhasil saya abadikan dalam acara
tersebut dapat dilihat pada blog saya ini meskipun tentunya masih banyak momen
lain yang tidak sempat saya rekam.