Ketika
kita mengunjungi suatu museum biasanya akan disuguhi berbagai macam koleksi
benda-benda sejarah bernilai tinggi. Begitu juga dengan koleksi khusus dan
sangat spesial yang dapat dijumpai di Museum Joang 45 yaitu 3 (tiga) unit
mobil presiden dan wakil presiden pertama RI.
Saat kita melangkah ke arah halaman belakang Museum Joang 45 maka kita akan
mendapati sebuah rumah khusus berdinding kaca transparan dimana tersimpan 3
(tiga) mobil bersejarah yaitu :
REP 1
Mobil
berplat REP 1 ini adalah mobil sedan limosin bermerk Buick Seri 8 buatan
Amerika tahun 1939 yang bersilinder 5.247 cc. dan merupakan mobil kepresidenan
pertama yang dimiliki pemerintah Indonesia dimana mobil ini digunakan sehari-hari
oleh Soekarno dalam menjalankan tugasnya sebagai Presiden RI termasuk ketika
pusat pemerintahan RI harus pindah ke Yogyakarta, mobil ini pun turut dibawa
serta ke sana.
Asal
mula dipakainya mobil ini adalah ketika Sudiro, anggota Barisan Banteng sedang
melewati belakang Kantor Departemen Perhubungan (sekarang Kantor Direktorat
Perhubungan Laut, Jl Merdeka Timur, Jakarta). Manakala bertemu dengan sopir
mobil tersebut, Sudiro mencoba melakukan diplomasi agar mobil itu dapat
diserahkan ke presiden. Selanjutnya mobil itu dibawa ke Pegangsaan Timur No 56
untuk diserahkan kepada Soekarno.
REP 2
Mobil
berplat REP 2 ini merupakan mobil yang dikeluarkan oleh DeSoto Cabriolet yang dibuat pada tahun 1938. Pada mulanya mobil
ini digunakan oleh pemilik sebuah perusahaan bernama Djohan Djohar yang juga
paman dari Moh Hatta. Tujuan diberikannya mobil itu kepada Hatta adalah untuk
membantu mobilisasi perjuangan Hatta dan juga guna menghindari perampasan dari
pihak militer Jepang. Pada saat pemerintahan RI pindah ke Yogyakarta, mobil ini
juga ikut dipindahkan ke sana.
Mobil Peristiwa Cikini
Mobil
bermerk Imperial ini merupakan mobil yang digunakan Soekarno saat mengantarkan
anaknya, Megawati Soekarnoputri, ketika menghadiri acara baazar Sekolah
Perguruan Cikini (PERCIK). Karena kejadiannya di sana maka mobil ini dikenal
juga sebagai Mobil Peristiwa Cikini.
Peristiwa
pelemparan granat tersebut merupakan upaya percobaan pembunuhan kepada Soekarno
pada tanggal 30 November 1957. Akibat ledakan granat tersebut, 9 orang meninggal
dunia dan 55 orang mengalami luka-luka, termasuk pegawai Presiden Soekarno dan
beberapa murid Perguruan Cikini.