Kisah pernikahan Soekarno dengan Inggit
Garnasih dengan meninggalkan luka di hati Oetari bagaikan kisah yang penuh
dengan drama yang berujung pada kepahitan yang harus dialami Oetari.
Sebagaimana diketahui, berpalingnya Soekarno dari Oetari ke pangkuan Inggit Garnasih berawal dari kejadian yang cukup kontroversial. Tidak sekedar bahwa Oetari disebut masih terlalu muda bagi Soekarno namun karena percintaan Soekarno dan Inggit terjadi manakala kedua-duanya masih berstatus sebagai suami dan istri bagi pasangannya masing-masing : Soekarno beristri Oetari dan Inggit bersuamikan Haji Sanusi. Andai waktu itu Soekarno tidak melanjutkan kuliah di Bandung dan berkost di rumah Haji Sanusi yang beristrikan Inggit mungkin saja peristiwa dramatis nan kontroversial itu tidak akan terjadi.
Selepas Oetari ”dikembalikan” kepada HOS
Tjokroaminoto di Surabaya karena Soekarno telah terpikat hatinya kepada
kecantikan dan kedewasaan Inggit Garnasih, begitu juga sebaliknya, Haji Sanusi
”merelakan” cinta Inggit yang lebih besar ditujukan kepada Soekarno yang
berstatus sebagai anak kost-nya maka dimulailah kisah perjalanan keluarga
Soekarno dan Inggit Garnasih yang berliku dalam waktu yang sangat panjang,
sekitar 20 tahun, sebelum akhirnya kandas juga di tengah jalan. Seolah-olah
Soekarno harus menerima ”karma” atas tindakannya lebih memilih menjatuhkan
cintanya kepada seseorang yang masih berstatus istri orang dan 20 tahun
kemudian terjadi prahara rumah tangga yang begitu hebat. Dalam hal ini mungkin
saja Oetari dan Haji Sanusi adalah pahlawan yang sebenarnya ketika harus
menghadapi kenyataan pahit yang dialami dan kemudian merelakan serta sabar atas
kejadian yang menimpa dirinya masing-masing. Dan sejarah pun membuktikan bahwa kesabaran
Oetari kemudian dibalas dengan manisnya hidup setelah dinikahi oleh laki-laki
yang lebih setia kepadanya yaitu Sigit Bachroen Salam. Sementara kisah
pernikahan Inggit Garnasih dan Soekarno berjalan tidak begitu mulus. Meskipun
telah melewati waktu 20 tahun bersama-sama namun pada akhirnya harus bubar dan
tidak berlanjut sampai kakek nenek. Hal ini membuktikan bahwa kejadian pertama
yang menimpa Oetari seperti berulang pada diri Inggit. Maka setelah 20 tahun
mengarungi mahligai rumah tangga, Inggit harus rela pergi alias angkat kaki
dari kehidupan Soekarno karena tidak mau dimadu. Ia memilih bercerai dengan
Soekarno karena tidak merestui keinginan Soekarno untuk menikah lagi dengan
perempuan lain yang bernama Fatmawati.
Penyesalan secara eksplisit mungkin tidak pernah
terlontar dari mulut Soekarno ketika lebih memilih Inggit Garnasih daripada
mempertahankan pernikahannya dengan Oetari yang waktu itu disebut masih
kekanak-kanakan meskipun kemudian terjadi peristiwa lain yang begitu hebat dan
memporak-porandakan kehidupan keluarganya. Namun demikian bisa saja dalam hati
yang paling dalam Soekarno menyesali perbuatan di masa lalunya.
Yang
menarik lagi adalah perkataan Inggit Garnasih kepada Fatmawati manakala
Fatmawati datang menemuinya untuk meminta maaf atas rusaknya kehidupan Inggit
akibat Soekarno menikahi Fatmawati. Inggit berkata, ”Jangan mencubit orang lain
kalau tak ingin dicubit karena dicubit itu rasanya sakit”. Padahal jika
kata-kata itu ditarik kembali ke belakang, pesan itu justru pertama kali lebih
tepat ditujukan kepada dirinya manakala ia ”merebut” hati Soekarno dari Oetari
sehingga rumah tangga masing-masing pihak, baik Soekarno-Oetari dan
Sanusi-Inggit harus mengalami kehancuran !.