Gedung tempat perumusan naskah proklamasi
yang menempati kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Penghubung
Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang, memiliki 4 (empat)
ruangan utama yang menjadi saksi penting detik-detik penyusunan naskah
proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945.
Keempat ruangan utama tersebut adalah
sebagai berikut :
Ruang I : Ruang Pertemuan
Ruangan ini merupakan tempat peristiwa
bersejarah pertama dalam persiapan perumusan naskah proklamasi dimana pada
tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Subardjo diterima
oleh Laksamana Muda Tadashi Maeda di kediamannya (lokasi museum sekarang) pada
pukul 22.00 sepulang Soekarno dan Hatta dari Rengasdengklok. Ketiganya
menjelaskan kepada Tadashi Maeda tentang akan diadakannya pertemuan dalam
rangka persiapan menjelang Indonesia Merdeka.
Maeda kemudian memberitahukan pesan Gunseikan
(Pemerintah Militer Jepang) kepada rombongan yang pulang dari Rengasdengklok
agar menemuinya. Kemudian mereka dengan ditemani Maeda dan Miyoshi Sunkichiro
(Juru Bicara Angkatan Darat Jepang) berangkat ke ”Gunseikan” dan bertemu dengan
Mayor Jenderal Nishimura Otoshi. Mayor Jenderal Nishimura menjelaskan bahwa
pihak Jepang tidak dapat membantu karena telah ada kesepakatan dengan pihak
sekutu untuk mempertahankan status quo di Indonesia. Ia juga melarang adanya
rapat yang akan dilangsungkan di rumah Maeda.
Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Subardjo
tiba kembali di rumah Maeda sekitar pukul 02.30 WIB lalu mereka menjelaskan
kepada Maeda bahwa mereka akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia segera.
Mendengar itu, Maeda tidak ingin campur tangan lagi dan kemudian mengundurkan
diri ke kamarnya di lantai atas.
Ruang II : Ruang Perumusan
Menjelang tanggal 17 Agustus 1945 dini
hari sekitar pukul 03.00 WIB, Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Subardjo
memasuki ruang makan. Mereka duduk mengitari meja makan panjang. Lalu Bung
Karno mulai mempersiapkan draft naskah proklamasi sedangkan Bung Hatta dan
Ahmad Subardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan.
Setelah teks diberi judul ”Proklamasi”,
dialog pertama yang dihasilkan dari kesepakatan 3 (tiga) tokoh nasional itu
adalah kalimat ”Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia”. Kemudian kalimat kedua ditambah oleh Bung Hatta berupa pernyataan
terkait pengalihan kekuasaan. Akhirnya selesailah konsep naskah proklamasi
dengan beberapa coretan sebagai tanda pertukaran pendapat dalam proses
perumusan.
Ruang III : Ruang Pengetikan
Setelah konsep naskah proklamasi mendapat
persetujuan dari hadirin, Bung Karno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah
proklamasi di ruang bawah dekat dapur yang ditemani oleh BM Diah.
Pada saat pengetikan, Sayuti Melik
melakukan perubahan 3 (tiga) kata yaitu kata ”tempoh” menjadi ”tempo”, kata ”wakil-wakil
bangsa Indonesia” menjadi ”Atas nama bangsa Indonesia”, dan penulisan hari,
bulan, dan tahun dari ”17-08-05” menjadi ”hari 17 boelan 8 tahoen 05”.
Ruang IV : Ruang Pengesahan
Konsep naskah proklamasi yang telah
dirumuskan oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Subardjo dibawa ke serambi
muka untuk dibacakan di depan hadirin yang telah menunggu. Bung Karno kemudian
membacakan rumusan pernyataan kemerdekaan yang telah dibuat itu secara
perlahan-lahan dan berulang-ulang. Sesudah itu beliau bertanya kepada para
hadirin apakah setuju atau tidak dengan rumusan itu. Seluruh hadirin menyatakan
setuju atas rumusan dimaksud.