Perhelatan
akbar Piala Dunia 2018 tentu saja selalu menyita perhatian masyarakat dunia
termasuk Indonesia .
Berbagai cara ditempuh untuk dapat menyaksikan event 4 (empat) tahunan yang
digelar FIFA tersebut.
Saya
pun menjadi salah satu penduduk dunia yang tidak ingin ketinggalan mengikuti
siaran langsung Piala Dunia 2018 meskipun tidak seluruh pertandingan dapat saya
saksikan. Ketiadaan sarana hiburan yang sebelumnya tidak begitu dirisaukan saat
tinggal dan bekerja di Jakarta kini
mulai terusik. Maka berbagai upaya coba saya lakukan meskipun hasil akhirnya
memang tidak 100% memuaskan.
Beberapa
langkah yang saya lakukan untuk dapat menyaksikan siaran langsung (live)
pertandingan sepak bola Piala Dunia 2018 di daerah saya tinggal sekarang di
bilangan Tebet Barat Dalam, Jakarta Selatan, adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan sejumlah ‘peralatan tempur’ yang diperlukan yaitu :
a. Pesawat TV
Tentu saja harus dibeli dulu perangkat utama
yaitu pesawat televisi. Melalui penelusuran google saya berhasil memesan 1 unit
Panasonic LED TV tipe F305 seri 24 (TH-24F305G) yang memiliki terminal
sambungan berupa AV in (RCA), component in (Y PB PR), HDMI, USB, PC in, dan
tentu saja konektor antenna in. Berbagai variasi terminal sambungan itu berguna
saat diperlukan untuk mengkombinasikan perangkat TV dengan perangkat lain
seperti digital terrestrial receiver dan CATV signal amplifier.
b. Antena TV terrestrial (outdoor)
Tidak mudah sebenarnya untuk mendapatkan antenna TV outdoor
berkualitas bagus dengan harga kompetitif. Waktu itu saya membeli antena hanya
berbekal insting ketika mengunjungi sebuah toko peralatan elektrik di bilangan
Tebet Barat Dalam Raya. Dari sederetan antenna yang tergantung di toko
tersebut, saya menjatuhkan pilihan pada sebuah antenna tanpa merk (dalam struk
hanya disebut sebagai antenna outdoor E2169L58N Gree) seharga Rp 131.500,00.
Bentuknya kecil saja dengan elemen berbentuk solid seperti lidi (tidak bolong
di tengah seperti bahan aluminium pada umumnya). Dari beberapa searching di
internet katanya bahan yang paling bagus adalah dari aluminium 100% tanpa ada
campuran seng dan lain-lain sehingga lebih mudah penyok (bahan yang terlalu
keras berarti kandungan aluminiumnya lebih sedikit). Antena ‘mungil’ itu sudah
dilengkapi dengan box hitam yang menempel pada body antenna yang berfungsi
sebagai booster dan siap colok ke jack kabel antenna.
c. Kabel antena TV
Jenis kabel memiliki pengaruh yang sama pentingnya dengan
jenis antena, dalam arti jika sudah membeli antena TV yang bagus namun tidak
diimbangi dengan kabel yang tepat maka hasilnya menjadi tidak optimal. Untuk
memperoleh kualitas terbaik disarankan menggunakan antenna TV jenis RG6 coaxial
berimpedansi 75 ohm dengan kualitas tembaga terbaik dan serat yang bagus. Agar
secara praktis dapat dicolokkan ke booster antenna maka lebih baik beli antenna
TV yang sudah memiliki konektor dan jack antenna. Saya waktu itu langsung
membeli kabel meteran dengan penambahan jack dan konektor secara manual
(dirakit di toko) sedangkan di internet sebenarnya sudah banyak dijual model
kabel antenna TV yang sudah terpasang jack dan konektor sehingga dapat
mengurangi potensi kehilangan sinyal (loss) yang besar akibat ketidaktelitian
dan ketidakrapian dalam merakit jack antena.
d. CATV signal amplifier
Alat ini hanya bersifat optional saja (tidak wajib
disediakan). Selama kualitas antenna TV dan kabel terpenuhi serta posisi antena
secara geografis cukup strategis (tidak jauh dari tower pemancar TV dan tidak
terhalang bangunan tinggi) maka keberadaan alat ini bisa saja dikesampingkan.
Saya hanya ingin memastikan bahwa seluruh perangkat untuk memperoleh sinyal
Trans TV dapat terpenuhi dengan baik sehingga saya pun memesan alat ini via
online seharga Rp 119.900,00 (CATV signal amplifier merk Shibei SB-8840FL9).
Alat ini selain dapat mengurangi loss dari sinyal antena outdoor yang
disalurkan via kabel antena, juga dapat berfungsi sebagai splitter untuk
mendistribusikan gambar ke 4 (empat) pesawat TV yang berbeda. Jika TV yang
hendak tersambung lebih sedikit, misalnya 2 (dua) unit maka Anda dapat membeli
unit ini yang memiliki output cukup 2 (dua) sehingga harganya pun bisa lebih
murah.
2. Setelah ‘peralatan tempur’ di atas tersedia, kini saatnya Anda
melakukan proses pemasangan mulai dari antena TV, kabel, dan CATV signal
amplifier.
- Pasang antena TV pada ketinggian dan arah yang tepat agar diperoleh hasil kualitas gambar yang paling bagus. Setiap wilayah tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga disarankan agar Anda mencoba melakukan eksperimen secara berulang sampai benar-benar mendapatkan hasil yang memuaskan. Dalam kasus yang saya alami, saya sudah mencoba mengarahkan antena ke beberapa arah dimana arah terbaik yang bisa saya peroleh di lokasi saya di Tebet Barat Dalam, Jakarta Selatan adalah dengan mengarahkan antena ke arah barat.
- Sambungkan konektor jack di booster yang melekat di body antena outdoor ke kabel antena yang sudah disediakan. Jika antena yang dibeli sudah tersambung langsung ke kabel antena maka Anda tinggal menarik antena tersebut ke pesawat TV (connector in). Cek kualitas gambar yang diperoleh apakah sudah memenuhi ekspektasi Anda atau belum. Putar kembali perlahan-lahan antena untuk mendapatkan arah yang paling tepat.
- Jika hasil di atas tidak cukup memuaskan, Anda dapat mencoba menambahkan perangkat satu lagi yaitu CATV signal amplifier. Ganti terlebih dahulu jack konektor pada ujung antena yang mengarah ke connector in TV menjadi jack dengan connector F agar dapat sisambungkan ke terminal in CATV signal amplifier. Lalu dari out connector, sambungkan CATV tersebut ke connector in pesawat TV (masing-masing ujung kabel disesuaikan dengan tipe konektor CATV dan pesawat TV).
3. Test hasil penampakkan gambar di pesawat TV Anda. Lakukan perubahan
arah dan ketinggian antenna jika hasilnya masih kurang bagus. Jangan lupa cek
juga tingkat kekencangan pada tiap ujung kabel baik yang terhubung ke antena,
CATV signal amplifier, dan pesawat TV. Beberapa hasil tampilan gambar Trans TV yang berhasil ditangkap di lokasi saya saat ini dapat dilihat pada screenshot di bawah.