Mana
yang lebih dahulu dipelajari manusia, antara “aksara” atau “bahasa” ?. Tentu
saja bahasa karena ia adalah induk dari segala pengetahuan yang diperoleh
manusia.
Ketika
bayi dilahirkan, hal pertama yang dilakukan dengan orang di sekelilingnya
adalah berkomunikasi dalam “bahasa isyarat”. Contohnya “menangis” yang
menandakan bahwa bayi itu haus atau merasa tidak nyaman. Beranjak di usia 1 sd
2 tahun, bayi sudah diajari tentang benda-benda di sekelilingnya. Ia mulai
menyerap kata-kata yang paling sering diucapkan sebagai “bahasa ibu”. Itulah
pengetahuan pertama yang diperoleh manusia dalam usia dini. Memasuki usia
sekolah, barulah ia diajarkan mengenai huruf atau aksara.
Apa
itu tulisan ?. Tulisan terdiri dari rangkaian huruf atau aksara dan merupakan
symbol bunyi yang diucapkan manusia yang membentuk rangkaian kata yang bermakna
dan berfungsi sebagai alat komunikasi antar manusia yang sepaham atau memiliki
bahasa yang sama. Tulisan sebagai alat komunikasi tidak akan ada gunanya
apabila bahasa yang diwujdukan dalam sistem tanda itu tak diketahui oleh
pembacanya.
Lebih
dari 90% masa yang telah dilalui umat manusia adalah masa sebelum dikenal
tulisan atau lazim disebut masa prasejarah. Jangkauan masanya meliputi sekitar
2 (dua) juta tahun yaitu masa mulai ditemukan fosil manusia purba pertama.
Manusia baru mengenal tulisan sekitar 5000 tahun yang lalu, yang menandai masa
sejarah. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat perkembangan kecerdasan manusia
dimulai dari bahasa isyarat, bahasa lisan, kemudian baru bahasa tulisan.
Aksara
dan Bahasa di Indonesia ; Pallawa, Nagari, dan Tamil
Di
India seperti halnya di Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa memiliki berbagai aksara,
diantaranya yang pernah berkembang di Indonesia
adalah aksara Pallawa, Nagari, dan Tamil. Ketiga jenis aksara yang berasal dari
India itu
pernah berkembang di Indonesia
dalam kurun waktu dari abad 5 sampai 15 Masehi.
Aksara
Pallawa diambil dari Dinasti Pallawa di India yang konon menciptakan dan
menurunkannya menjadi berbagai varian di wilayah Asia Tenggara seperti Campa
(Vietnam), Khmer (Kamboja), Thailand, Laos, Burma (Myanmar), dan Indonesia.
Khusus di Indonesia, aksara ini sudah berkembang sejak abad ke-5 yang menurunkan
aksara Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Selanjutnya mulai abad ke-16
muncul aksara “pasca Pallawa” di berbagai daerah di Indonesia ,
antara lain Lampung, Batak, dan Bugis.
Aksara
Nagari (disebut juga aksara siddhamatrika atau siddham) asalnya dari India
bagian timur laut dan pertama kali muncul di Indonesia
sekitar abad ke-8. Sejak awal kemunculannya hingga abad ke-9, aksara ini
disebut Pranagari. Mulai abad ke-10 sd 15, aksara ini berkembang dan disebut
sebagai aksara Nagari. Di India aksara ini digunakan secara nasional yang
disebut juga sebagai aksara Dewanagari. Aksara Nagari banyak digunakan pada
prasasti-prasasti yang bernafaskan Budha.
Aksara Tamil adalah aksara yang keberadaannya di Indonesia
termasuk jarang. Di India aksara ini umumnya digunakan oleh orang-orang yang
berdiam di wilayah Tamil Nadu (India Selatan), juga di Negara Srilangka. Aksara
ini pertama muncul di Indonesia
sekitar abad ke-11 khususnya di Sumatera bagian utara karena di sana
ada komunitas orang-orang India
yang berbahasa Tamil yang umumnya adalah para pedagang.