Kata kunci "hosting
murah" barangkali menjadi salah satu keyword pencarian Google yang banyak
dicari oleh para netizen yang memiliki self-hosted web atau blog dan ingin menganggarkan budgetnya seminimal mungkin. Sehingga kebutuhan
akan hosting berkualitas namun dengan biaya murah atau harga terjangkau selalu menjadi bahan pertimbangan bagi para
web owner atau blogger ketika menentukan pilihan hosting yang akan digunakan.
Saya memberanikan diri untuk
menjajal layanan hosting lokal setelah mendapati biaya renewal hosting luar
negeri yang di tahun pertama hanya berkisar Rp 400-an ribu tiba-tiba melonjak
menjadi 2 (dua) kali lipat di perpanjangan tahun ini. Hal ini menjadi pelajaran berharga bahwa harga promo yang ditampilkan di tahun pertama hanyalah upaya bagi perusahaan hosting untuk menarik minat calon customernya. Sehingga akan lebih baik bila mencari harga hosting yang berlaku selamanya agar tidak perlu pindah-pindah ke tempat lain (kecuali ada layanan yang mengecewakan).
Selain faktor harga, saya mencoba mencari hosting dari perusahaan lokal untuk mengubah kebijakan dengan "menyebar" hostingan beberapa domain yang sebelumnya saya addon-kan di satu tempat hosting di luar negeri tersebut menjadi terpisah. Jadi ibaratnya investasi, saya tidak ingin menaruh semua risiko di satu tempat. Jika misal ada suatu masalah pada perusahaan hosting A tempat menaruh web X maka web Y dan Z yang berada di lain hosting tidak akan terpengaruh. Kedua, saya ingin menjajal dan membuktikan secara real bahwa masih ada layanan hosting lokal yang tak kalah berkualitas dibanding hostingan luar negeri. Bagi pemilik web atau blog dengan traffic yang belum terlalu banyak dan content yang masih berkembang seperti saya, tidak ada salahnya untuk mencoba mencari hosting berbayar dengan biaya murah. Namun bagi Anda yang telah memiliki web dengan traffic atau pengunjung yang tinggi, mengalihkan hosting dari layanan premium ke layanan murah meriah bukanlah pilihan yang bijak.
Saya juga perlu membuktikan sendiri pengalaman menggunakan hosting lokal mengingat banyak artikel review hosting yang beredar di
Google, setelah saya baca isinya, rata-rata hanya merupakan pembahasan secara umum atau general dan jarang yang mengupas secara detail atau kasus per kasus. Hal ini membuktikan bahwa belum tentu penulisnya telah mencoba sendiri apa yang dia review. Sementara saya dan Anda tentunya membutuhkan
review atau testimoni nyata atas layanan hosting yang pernah diulas oleh
penulis blog. Oleh karena itu, saya dalam kesempatan ini akan memberikan
informasi singkat atas apa yang telah saya alami manakala memindahkan hosting
dari layanan luar negeri ke dalam negeri. Salah satunya yang baru saya coba
jajal adalah layanan share hosting di Ziehost.
Selain faktor harga, saya mencoba mencari hosting dari perusahaan lokal untuk mengubah kebijakan dengan "menyebar" hostingan beberapa domain yang sebelumnya saya addon-kan di satu tempat hosting di luar negeri tersebut menjadi terpisah. Jadi ibaratnya investasi, saya tidak ingin menaruh semua risiko di satu tempat. Jika misal ada suatu masalah pada perusahaan hosting A tempat menaruh web X maka web Y dan Z yang berada di lain hosting tidak akan terpengaruh. Kedua, saya ingin menjajal dan membuktikan secara real bahwa masih ada layanan hosting lokal yang tak kalah berkualitas dibanding hostingan luar negeri. Bagi pemilik web atau blog dengan traffic yang belum terlalu banyak dan content yang masih berkembang seperti saya, tidak ada salahnya untuk mencoba mencari hosting berbayar dengan biaya murah. Namun bagi Anda yang telah memiliki web dengan traffic atau pengunjung yang tinggi, mengalihkan hosting dari layanan premium ke layanan murah meriah bukanlah pilihan yang bijak.
Ziehost memang menyediakan
hosting yang beragam, baik dari segi harga maupun fitur-fitur yang ditawarkan.
Salah satu paket shared hosting yang
ditawarkan dengan harga murah adalah paket CAS yang dibandrol dengan harga
hanya Rp 9.900,00 per bulan (minimal order 12 bulan). Dengan biaya semurah ini, kita akan mendapatkan sejumlah fitur seperti 1 GB disk space, unlimited
bandwith, 512 MB RAM, unlimited database MySQL, 4 addon domain, unlimited sub
domain, dan free SSL certificate. Spek ini secara teori sudah mencukupi bagi
blog atau web kelas "menengah" dengan content yang masih
berkembang. Kita masih bisa menginstall
CMS WordPress dengan ratusan artikel. Untuk mensiasati disk space, kita bisa
menempatkan file image atau gambar di tempat lain agar kapasitas disk dapat
terjaga dengan baik.
Nilai plus lain dari paket
CAS-nya Ziehost di atas (termasuk paket-paket lainnya) adalah penggunaan CloudLinux dan fitur free SSL certificate (meskipun menunya
tidak secara otomatis muncul pada halaman cPanel hosting).
Ketika saya
menanyakan ketiadaan fitur ini pada cPanel Ziehost padahal sudah dinyatakan
dalam websitenya bahwa layanan sertifikat SSL ini akan diberikan secara
cuma-cuma, mereka memberi jawaban (dari live chat dengan CS) bahwa untuk mengaktifkannya,
kita harus mengajukan permintaan via open ticket. Sedikit ribet memang. Mengapa
tidak langsung saja dimunculkan menunya di cPanel ya, sehingga client bisa langsung
memasang SSL tersebut di websitenya. Namun dengan permintaan via open ticket,
mereka akan langsung memproses aktivasi SSL certificate dengan segera sehingga tidak perlu berlama-lama untuk mengubah web kita dari non https menjadi https. Kita hanya perlu
melanjutkan sisa prosesnya yaitu meng-customisasi URL postingan kita dimana
untuk URL login admin (dalam kasus ini wp-admin WordPress) sudah diarahkan ke
https.
Harga murah umumnya memang identik dengan
layanan yang tidak optimal. Namun Anda boleh sedikit berharap itu tak terjadi di sini. salah satunya karena shared hosting yang mereka tawarkan sudah menggunakan OS CloudLinux dan CageFS yang seharusnya lebih dapat menjamin tingkat keamanan dan kenyamanan pemakaian hosting.
Ada sedikit trouble yang terjadi saat paket CAS dari Ziehost ini sudah diaktifkan. Beberapa kali di halaman cPanel saya muncul peringatan Physical Memory Usage yang mencapai 100%. Padahal traffic yang masuk tidaklah tinggi-tinggi amat (apalagi domain yang saya gunakan masih baru dibeli sehingga belum terindex semua artikelnya di Google). Saya juga belum mengetahui persis apakah penyebabnya datang dari konfigurasi web saya atau bukan, misal adanya databaseMySQL yang harus dioptimalkan, plugin-plugin yang memberatkan, atau faktor lain. Akibatnya, saat penggunaan memori tersebut mencapai limit yang ditentukan, web saya menjadi tidak bisa diakses oleh visitor. Ketika kita sedang melakukan proses di back-end (menambah artikel, menginstall plugin, dll) juga otomatis akan terganggu sehingga harus menunggu error atas limit penggunaan memori hilang kembali. Kelemahan ini ditambah lagi dengan kelemahan lain yang biasa dijumpai pada paket hosting murah yaitu lambatnya loading web saat diakses dari browser. Langkah yang coba saya tempuh adalah dengan menonaktifkan sejumlah plugin WordPress yang sebelumnya saya pakai saat menggunakan hosting luar negeri, disamping menggunakan layanan CDN dari Cloudflare.
Ada sedikit trouble yang terjadi saat paket CAS dari Ziehost ini sudah diaktifkan. Beberapa kali di halaman cPanel saya muncul peringatan Physical Memory Usage yang mencapai 100%. Padahal traffic yang masuk tidaklah tinggi-tinggi amat (apalagi domain yang saya gunakan masih baru dibeli sehingga belum terindex semua artikelnya di Google). Saya juga belum mengetahui persis apakah penyebabnya datang dari konfigurasi web saya atau bukan, misal adanya databaseMySQL yang harus dioptimalkan, plugin-plugin yang memberatkan, atau faktor lain. Akibatnya, saat penggunaan memori tersebut mencapai limit yang ditentukan, web saya menjadi tidak bisa diakses oleh visitor. Ketika kita sedang melakukan proses di back-end (menambah artikel, menginstall plugin, dll) juga otomatis akan terganggu sehingga harus menunggu error atas limit penggunaan memori hilang kembali. Kelemahan ini ditambah lagi dengan kelemahan lain yang biasa dijumpai pada paket hosting murah yaitu lambatnya loading web saat diakses dari browser. Langkah yang coba saya tempuh adalah dengan menonaktifkan sejumlah plugin WordPress yang sebelumnya saya pakai saat menggunakan hosting luar negeri, disamping menggunakan layanan CDN dari Cloudflare.
Apakah saya merekomendasikan
Ziehost kepada Anda ?. Jika ingin menghemat anggaran buat pemula, tentu saja hosting ini dapat Anda coba kemampuannya meski sebenarnya term pembayaran yang disyaratkan minimum 1 (satu) tahun kontrak dapat menjadi bumerang saat Anda tidak merasa puas dengan layanan yang diberikan.
Yang saya testimonikan di sini hanyalah salah satu bagian kecil dari layanan mereka yang saya jajal. Mungkin saja pada layanan lain (yang lebih mahal biayanya), kelemahan-kelemahan di atas tidak akan muncul. Intinya, jangan terlalu berharap pada layanan hosting murah namun dengan ekspektasi yang terlalu tinggi. Yang terpenting adalah tidak ada kecurangan fatal, misalnya file-file yang kita hosting tiba-tiba hilang sehingga tidak bisa melakukan backup dan me-restore-nya ke tempat lain. Meskipun demikian, Anda bisa mencoba terlebih dahulu mencari alternatif hosting di perusahaan penyedia hosting lain yang menawarkan fitur yang sama untuk kemudian di-compare sebelum memutuskan dimana web Anda akan dihosting.
Oh ya, sehubungan dengan problem teknis pada masalah pemakaian resource yang akhir-akhir ini dinyatakan melebihi limit (seperti pada gambar di atas), saya akhirnya memutuskan untuk beralih ke provider hosting lain meski dengan fitur yang hampir mirip namun dengan term pembayaran yang dapat dipilih lebih singkat dibanding Ziehost. Saya juga ingin meng-compare apakah masalah yang sama akan muncul atau tidak. Apabila problem di atas tetap terjadi, berarti ada sesuatu dari settingan WordPress saya yang harus diperbaiki. Namun jika tidak terjadi apa-apa, kemungkinan penyebab masalah adalah pada provider hosting dimaksud.
Yang saya testimonikan di sini hanyalah salah satu bagian kecil dari layanan mereka yang saya jajal. Mungkin saja pada layanan lain (yang lebih mahal biayanya), kelemahan-kelemahan di atas tidak akan muncul. Intinya, jangan terlalu berharap pada layanan hosting murah namun dengan ekspektasi yang terlalu tinggi. Yang terpenting adalah tidak ada kecurangan fatal, misalnya file-file yang kita hosting tiba-tiba hilang sehingga tidak bisa melakukan backup dan me-restore-nya ke tempat lain. Meskipun demikian, Anda bisa mencoba terlebih dahulu mencari alternatif hosting di perusahaan penyedia hosting lain yang menawarkan fitur yang sama untuk kemudian di-compare sebelum memutuskan dimana web Anda akan dihosting.
Oh ya, sehubungan dengan problem teknis pada masalah pemakaian resource yang akhir-akhir ini dinyatakan melebihi limit (seperti pada gambar di atas), saya akhirnya memutuskan untuk beralih ke provider hosting lain meski dengan fitur yang hampir mirip namun dengan term pembayaran yang dapat dipilih lebih singkat dibanding Ziehost. Saya juga ingin meng-compare apakah masalah yang sama akan muncul atau tidak. Apabila problem di atas tetap terjadi, berarti ada sesuatu dari settingan WordPress saya yang harus diperbaiki. Namun jika tidak terjadi apa-apa, kemungkinan penyebab masalah adalah pada provider hosting dimaksud.