Dalam buku berjudul "Prabowo,
dari Cijantung Bergerak ke Istana" karya Femi Adi Soempeno yang
diterbitkan oleh Penerbit Galangpress cetakan tahun 2009, dituliskan kisah
Prabowo saat menghadap BJ Habibie pasca mundurnya Soeharto sebagai Presiden RI .
Jika tuduhan kudeta lengket pada sosok Soeharto saat menerima Supersemar dari
Soekarno pada tahun 1966, issue yang sama terjadi pada diri Prabowo yang
dituduh berniat menggulingkan kekuasaan BJ Habibie. Namun Prabowo membantahnya.
Ketika hendak menghadap BJ
Habibie, sebelum masuk ruangan, Prabowo menyerahkan senjatanya. "Aturannya
memang begitu sehingga saya bukan dilucuti tetapi perwira yang tahu
aturan" katanya. Menurut Prabowo, di kediaman Habibie, ia berbuat menurut
prosedur resmi. Ia menanggalkan senjata di depan pintu. "Jangankan
menghadap presiden, wong menghadap komandan kompi saja, senjata harus
dicopot," ujarnya. "Tapi saya diinformasikan akan mengadakan kudeta.
Informasi itu keliru. Saya percaya ada kelompok tertentu yang menginginkan saya
menjadi kambing hitam untuk menutupi keterlibatan mereka (dalam drama kerusuhan
13-14 Mei)," ungkapnya. Ia menegaskan bhong besar berita yang menyatakan
ia hendak mengancam Habibie. "Jujur saja, kalau memang saya ingin, bisa
saja. Jangan meremehkan pasukan Kopassus tempat saya dibesarkan,"
tandasnya.
Setelah ijin diberikan, ia
memasuki ruangan Habibie dan memeluknya. Saat itulah ia berdialog dengan
Habibie dalam bahasa Inggris. Ia bertanya pada Habibie, "Sir, did you know I was going to be replaced
today ?". "Yes, yes, yes...,"
begitu jawab Habibie. "Your
father-in-law asked me to replace you. It's best. If you resign from the army,
I'll make you ambassador to the United States." Sontak Prabowo kaget
sambil bergumam, "My God, what is
this ?. In my mind, (Habibie) was still at the time fond of me but he was being
fooled..."
Tak lama, kemudian Prabowo segera
meninggalkan tempat Habibie dan menemui KSAD Jenderal Soebagyo HS. Dalam
perjalanan ia bertemu sejumlah perwira militer sahabatnya. Tanpa diminta mereka
beramai-ramai menyatakan tekad, "Jangan khawatir, kita lawan perintah
(Habibie) tersebut." Tapi Prabowo tidak menggubris mereka.
Prabowo juga bertemu Mayjen
Muchdi PR, Komandan Jenderal Kopassus yang sama-sama akan digeser dari
jabatannya. Menurut Prabowo, mereka berdua sepakat rela digeser namun memohon
agar diberi waktu untuk bisa menumbuhkan persepsi positif di masyarakat bahwa
pergantian Pangkostrad itu tetap dikesankan sebagai pergantian biasa. Namun
usulan yang disampaikan melalui Soebagyo tidak digubris Wiranto. Prabowo
memperoleh kabar dari Soebagyo bahwa Wiranto tidak mau ada penundaan pergantian
Pangkostrad. "Wiranto mengatakan bahwa penggantian Pangkostrad harus
terjadi hari itu juga," tutur Prabowo.
Akhirnya karier militer Prabowo
harus terhenti hanya sampai bintang 3 (tiga) saja. Karier ini ditutup pada usia
47 tahun atau setelah 11 tahun karierinya melesat mendahului rekan-rekan
seangkatannya. Meski Habibie pernah menjanjikan bintang 4 (empat) dan dipromosi
menjadi Pangab namun itu hanya menjadi mimpi yang hanya bisa didekap saja.
Prabowo dicopot dari jabatan Panglima Kostrad, 1 (satu) hari setelah Soeharto
lengser. Ia dimutasi menjadi Komandan Sesko ABRI sebelum akhirnya pensiun dini.