Beberapa hasil olahan makanan
yang dapat dibuat dari daging kambing yang sudah tidak asing di telinga kita
antara lain gulai, sate, sop, tongseng, dan lain-lain. Namun selama ini
terdapat kepercayaan bahwa daging kambing adalah penyebab berbagai penyakit
seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol. Benarkah demikian ?.
Beberapa ahli gizi justru
menyatakan lain. Mereka berpendapat bahwa daging kambing paling baik dikonsumsi
oleh orang yang sedang berdiet karena derajat keasamannya hampir mendekati ph
tubuh manusia sehingga tubuh lebih mudah menyesuaikan diri. Daging kambing
merupakan salah satu sumber protein yang dibutuhkan tubuh dan sangat penting
dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia. Selain kualitas proteinnya yang tinggi,
pada daging terdapat kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang.
Kelebihan lainnya, protein yang berasal dari daging akan lebih mudah dicerna
dibanding protein yang berasal dari nabati.
Daging juga mengandung beberapa
jenis mineral dan vitamin. Dilihat dari sisi kandungan protein, kualitas daging
kambing hampir sama dengan daging lainnya. Bahkan daging kambing memiliki
kandungan iron, potassium, dan thiamine yang tinggi. Di sisi lain,
kandungan sodium pada daging kambing lebih rendah dibanding daging lainnya.
Anggapan bahwa daging kambing
merupakan jenis makanan yang dapat meningkatkan kolesterol pada tubuh manusia
tidaklah benar seluruhnya karena hasil analisa menunjukkan bahwa kandungan
lemak dari daging kambing 50% lebih rendah dibanding daging sapi dan 45% lebih
rendah dibanding daging domba. Dilihat dari kandungan lemak ini maka daging
kambing bukanlah makanan yang menyumbang kolesterol yang cukup signifikan.
Jika dilihat dari bentuk
lemaknya, daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dan
kandungan yang lebih tinggi pada lemak mono
dan polysatursted-nya. Kesimpulannya,
daging kambing memiliki kandungan lemak total, kolesterol, dan lemak jenuh yang
lebih rendah dibanding daging lainnya. Kandungan lemak jenuh dan kolesterol
yang rendah ini menunjukkan bahwa daging kambing aman bagi kesehatan.
Dengan demikian, seorang yang
sehat tidak mengapa mengkonsumsi daging kambing karena hipertensi dan
kolesterol tinggi tidak meningkat secara tiba-tiba hanya karena sekali mengkonsumsi
daging kambing. Jika seseorang yang mengkonsumsi daging kambing kemudian
mengalami hipertensi maka orang tersebut telah memiliki atau mengalami
hipertensi sebelumnya yang dapat disebabkan karena kebiasaan merokok, minuman
keras, kurang olahraga, stress, dan sebagainya.
Yang sering luput dari pengamatan
kita adalah banyak daging kambing yang diolah dengan menggunakan bahan-bahan
masakan yang mengandung lemak tinggi seperti santan kental atau minyak goreng
yang berlebihan. Inilah yang berpotensi meningkatkan kolesterol tinggi pada
tubuh manusia apalagi bagi seseorang yang sebelumnya telah memiliki riwayat
kolesterol tinggi. Dengan demikian, cara memasak juga memiliki peran dalam
meningkatkan kolesterol pada makanan yang berasal dari daging kambing. Lebih
baik daging kambing dimasak dengan cara memanggang. Yang perlu diperhatikan,
daging harus bersih dan direbus terlebih dahulu namun tidak sampai gosong.
Memadukan masakan daging kambing
dengan buah dan sayur serta air putih adalah kebiasaan yang perlu dijaga karena
makanan dan minuman tersebut dapat membantu melarutkan lemak yang masuk ke
dalam tubuh. Berdasarkan usia, kambing dewasa memiliki kandungan lemak 1,5 kali
lebih rendah dibandingkan kambing muda. Sedangkan terkait bagian tubuh, daging
kambing yang berasal dari bagian tubuh berotot seperti paha dan bagian otot
lainnya akan memiliki kandungan lemak lebih rendah dibanding organ lainnya.
Otak adalah bagian tubuh yang memiliki kandungan lemak cukup tinggi.
Kolesterol bukanlah untuk dijauhi
tetapi cukup diatur kadarnya dalam tubuh karena kolesterol berguna untuk
menyusun empedu darah, jaringan otak, serat syaraf, hati, ginjal, dan kelenjar
adrenalin. Selain itu, kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon
steroid yaitu progesteron, estrogen, testosteron, dan kortisol. Hormon-hormon
tersebut diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologis tubuh. Kadar
kolesterol yang terlalu rendah dalam tubuh dapat mengganggu proses menstruasi
dan kesuburan, bahkan dapat menyebabkan kemandulan, baik pada pria maupun wanita.