Kali ini saya akan mencoba men-share
pengalaman menginap singkat selama 1 (satu) malam di Grand Cemara Hotel Jakarta . Review ini tidak
ada kaitannya antara saya dan pihak hotel dan berharap tulisan ini dapat
berguna bagi siapa saja yang membutuhkan.
Dalam sebuah kesempatan untuk berjumpa
dengan istri dan anak yang datang dari Batam di tahun 2016, saya memutuskan untuk mem-booking hotel Grand Cemara
ini dengan pertimbangan antara lain dapat menerima anak usia 9 (sembilan) tahun
dalam 1 (satu) kamar tanpa dikenakan tambahan biaya. Lokasinya pun juga tidak
terlalu jauh dari kantor pusat instansi istri di Jl. Merdeka Barat, tempat dimana
acara kantor dilangsungkan.
Melalui penelusuran di website mereka,
untuk kamar tipe Executive Deluxe waktu itu dihargai sebesar Rp 557.520,00 ditambah
tax/pajak Rp 117.079,00 = Rp 674.599,00 per malam. Harga total ini sudah termasuk
sarapan (breakfast). Harap diingat bahwa ada juga informasi harga menginap
di hotel yang tidak meng-include-kan sarapan pagi ke dalam biaya kamar per
malam.
Lokasi hotel berada di Jl. Cemara
No. 1 Menteng Jakarta Pusat. Harap diingat agar jangan sampai tertukar dengan
Cemara Hotel yang juga berada di dekat Grand Cemara, Jl. Wahid Hasyim No. 69
Jakarta Pusat, yang merupakan 1 (satu) group bisnis. Bangunan Grand Cemara Hotel
sendiri berada di titik persimpangan antara Jl. Wahid Hasyim, Jl. Cemara, Jl.
Johar, dan Jl. Kebon Sirih Timur Dalam.
Memasuki hotel, penyambutan dilakukan
oleh staf penjaga pintu dengan cukup ramah, namun saat check-in di customer
service agak lama menunggu untuk memperoleh kunci kamar. Saat masuk ke lift
menuju lantai 2 (dua) terasa sangat sempit karena ukuran ruang lift yang
terlalu kecil, hanya muat sekitar 3 (tiga) orang. Tidak ada lift lain yang
beroperasi sehingga dapat mengurangi kenyamanan tamu terutama saat peak
season.
Begitu keluar dari pintu lift
lantai 2 (dua) sekonyong-konyong bau aroma rokok pun tercium di sepanjang
selasar. Penciuman saya dan istri terhadap bau rokok ini sama, ini pertanda
bahwa sistem penghawaan di sepanjang koridor atau selasar hotel tidak terlalu
baik.
Kondisi kamar hotel yang kami
tempati secara size lumayan besar (7,5 m x 4 m), sangat lega untuk
pergerakan kami bertiga (dua dewasa + satu anak). Terdapat sofa plus meja di
sebelah single bed berukuran king size yang dapat dipakai untuk
duduk dan mengerjakan tugas-tugas dengan laptop. Lemari tempat menyimpan dan
menggantungkan pakaian lumayan besar sehingga dapat menampung pakaian yang
dibawa tanpa perlu menaruh di luar. Disampingnya terdapat meja kecil dan laci
tempat menaruh koper dan sepatu atau sandal agar tersusun dengan rapi.
Selain beberapa kekurangan yang
ditemui di hotel ini seperti lift yang sempit, aroma rokok yang tercium di
koridor, juga adanya colokan listrik yang kurang memadai. Posisinya hanya ada 1
(satu) yaitu di meja yang bersebelahan dengan TV. Sementara kita tahu sendiri, gadget
kini menjadi barang pokok bagi siapa saja sehingga kebutuhan tempat charge
handphone dan alat elektronik lainnya semestinya dapat disediakan dengan baik oleh
pengelola hotel.
Hal lain yang menjadikan agak
aneh dari hotel ini adalah perangkat bidet shower di toilet kamar mandi
dimana pegangannya berada di sebelah kiri, seolah-olah menyuruh pengunjung
hotel untuk cebok dengan tangan kanan…hehe…Entahlah, mungkin waktu desain awal
terjadi kesalahan yang tidak terdeteksi. Shower air panas dan dingin pada ruang
mandi juga masih dibuat dalam 2 (dua) kran yang berbeda sehingga cukup sulit
untuk menstabilkan suhu air yang keluar.
Kelebihan dari hotel ini hanya dari
sisi ketersediaan sarapan yang cukup banyak variasinya, baik makanan berat,
buah, maupun minuman. Jika ingin pergi untuk mencari makan siang atau malam di
luar hotel, kita perlu berjalan kaki ke arah Sarinah Plaza
di ujung pertemuan antara Jl. Wahid Hasyim dan Jl. MH. Thamrin. Namun jika
ingin sekedar mencari makanan ringan, kita cukup berjalan kaki beberapa meter
di sebelah kiri hotel (Jl. Cemara), di situ ada warung makan yang berjualan
kebab dan martabak (Martabakku Menteng).
Sewaktu memutuskan memilih hotel
ini, saya mempertimbangkan juga adanya tempat ber-renang (swimming pool),
namun kekecewaan terpaksa muncul dari anak saya karena kedalaman airnya
mencapai 1,5 meter. Artinya dia tak bisa turun meskipun sudah menggadang-gadang
ingin mencoba kolam renang hotel sesampainya di sana .
Overall, jika Anda hanya ingin menginap dengan berprioritas pada size kamar (karena mungkin membawa anak atau family), hotel ini dapat menjadi alternatif untuk bermalam karena menyediakan satu kamar untuk maksimum 4 (empat) orang sekaligus. Lokasi juga tidak terlalu jauh dari Monas apabila Anda ingin mengajak keluarga ber-rekreasi kesana . Untuk bepergian
dengan Commuter Line atau KRL Jabodetabek, Anda dapat menuju Stasiun
Gondangdia. Sementara halte TransJakarta terdekat berada agak jauh yaitu di
depan Sarinah Plaza (Halte Sarinah). Pilihan tempat
makan yang bervariasi (di luar hotel) hanya ditemui di Sarinah Plaza .
Namun jika ingin sekedar membeli martabak atau kebab, Anda cukup berjalan kaki
beberapa meter atau menuju minimarket Circle-K yang berada di seberang hotel. Namun
demikian, kekurangan yang ditemui seperti lift yang sempit, bau aroma rokok,
colokan listrik yang minim, dan bidet shower
yang terbalik, menjadikan harga yang dibayar tidak sesuai dengan tingkat
kenyamanan yang diperoleh.
Overall, jika Anda hanya ingin menginap dengan berprioritas pada size kamar (karena mungkin membawa anak atau family), hotel ini dapat menjadi alternatif untuk bermalam karena menyediakan satu kamar untuk maksimum 4 (empat) orang sekaligus. Lokasi juga tidak terlalu jauh dari Monas apabila Anda ingin mengajak keluarga ber-rekreasi ke