Seorang kawan semasa SMP
dulu di Purwokerto menulis status di beranda FB-nya yang berbunyi
demikian, “Ada yang (telah) berusaha tapi gagal, ada yang diam
juga gagal, tapi ada juga yang (ber)usaha dan berhasil”.
Status di atas dapat
terjadi pada siapa saja dan mungkin saat ini sedang Anda hadapi,
terutama dalam mengambil berbagai alternatif pilihan yang serba sulit
dengan berbagai kemungkinan : (1) mengambil kesempatan dengan risiko
gagal, (2) diam atau tidak mundur dengan kegagalan yang sudah nyata
terjadi (karena tidak ada perjuangan yang dilakukan saat mencobanya),
atau (3) mengambil kesempatan dengan peluang berhasil.
Dalam teori permainan
dadu, mengharapkan terjadinya 1 (satu) kejadian dari keseluruhan
kemungkinan tersebut di atas adalah sekitar 30,33%. Akan tetapi jika
kita mundur di awal, kita sudah jelas mengalami kekalahan 100%.
Apakah Anda takut gagal ?. Apakah sedemikian takutnya sehingga Anda
tidak berusaha untuk mencobanya. Coba Anda pikirkan sekali lagi,
dengan tidak mencoba sedikit pun, maka Anda sudah gagal. Jadi
ketakutan akan kegagalan adalah penyebab dari kegagalan yang pasti.
Rasa takut sebenarnya
harus mendorong kita untuk bergerak maju, bukan untuk menahan gerak
kita. Biarkan rasa takut mengajarkan Anda tapi jangan sampai rasa
takut membuat Anda berhenti. Rasa takut membuat Anda berusaha
mengatasi tantangan tersulit. Saat rasa takut menahan Anda, coba
perhatikan baik-baik apa yang menyebabkannya, dan Anda akan menemukan
alasan untuk bergerak maju.
Kegagalan paling abadi
adalah kegagalan ketika mundur untuk mulai bertindak. Sebaliknya,
bila Anda sudah mencoba dan ternyata gagal maka Anda akan memperoleh
sesuatu yang bisa dipelajari dan mungkin dicoba kembali di masa
depan. Bila Anda dalam hidup tidak pernah mengalami kegagalan,
jangan-jangan sebenarnya karena Anda tidak melangkah sedikit pun.
Kegagalan memang tak
mengenakkan, namun seorang optimis akan lebih banyak belajar dari
kegagalan daripada keberhasilan. Kegagalan akan menuntun kita untuk
mempelajari sesuatu yang telah terjadi. Kegagalan adalah “kawan
baik” yang mengatakan secara samar apa yang harus Anda kerjakan.
Lihatlah kegagalan apa adanya, jauhkan prasangka, kesedihan, dan
ratapan saat kegagalan menerpa Anda, karena dibalik kegagalan
tersimpan kesempatan lain yang tersembunyi.